Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Sikap Ganjar, Prabowo, dan Anies Melihat Pemerintahan Jokowi

Bakal capres Ganjar, Anies dan Prabowo memiliki pandangan yang berbeda tentang pemerintahan Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo mengenakan baju Ageman Songkok Singkepan Ageng busana para raja trah Pakubuwono di Keraton Surakarta Hadiningrat sesaat sebelum menjadi pembina upacara HUT-78 RI di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2023)-Setwapres
Presiden Joko Widodo mengenakan baju Ageman Songkok Singkepan Ageng busana para raja trah Pakubuwono di Keraton Surakarta Hadiningrat sesaat sebelum menjadi pembina upacara HUT-78 RI di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2023)-Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA – Masa pemerintahaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera habis pada tahun 2024 yang memiliki banyak penilaian dalam perjalanannya. Tak terkecuali di mata Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Ketiga bakal capres itu memiliki pandangan berbeda terhadap Presiden Ke-7 RI itu.

Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto baru-baru ini kompak untuk menghujamkan pujian kepada Presiden asal Surakarta itu dalam agenda Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (29/8/2023). Ganjar yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, mengatakan bahwa Jokowi selama ini memiliki semangat untuk mengoptimalkan dunia pendidikan, mendorong perekonomian sebagai bentuk pertahanan untuk menangkal radikalisme.

Hal ini dia sampaikan saat meresmikan Pembukaan Muktamar Sufi Internasional Tahun 2023, di Sahid International Convention Center, Pekalongan, Selasa (29/8/2023).

"Tentu selain peran Habib Luthfi, tentu saja terlaksananya acara ini juga berkat peran besar dari Bapak Presiden Joko Widodo dalam rangka menjaga perdamaian dalam keragaman yang hidup di Indonesia," katanya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/8/2023).

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu pun menilai hingga saat ini hal yang dilakukan Jokowi merupakan refleksi dari bentuk hidup beragama. Menurutnya, orang nomor satu di Indonesi itu mengaplikasikan ajaran para nabi hingga wali yang selalu mencontohkan hidup penuh belas kasih.

Sementara, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo juga melemparkan sanjungan kepada Jokowi dalam pidatonya. Hadir sebagai Ketua Panitia Pusat Muktamar Sufi Internasional 2023, dia mengatakan Jokowi sebagai salah satu tokoh muslim paling berpengaruh di dunia.

"Kita merasa sangat beruntung dalam ruangan ini ada dua tokoh yang masuk daftar 500 Muslim berpengaruh di dunia. Pertama, adalah Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Haji Joko Widodo dan kedua Maulana Habib Luthfi bin Yahya," ujar Prabowo yang disambut dengan riuh tepuk tangan.

Prabowo melanjutkan, Jokowi dan Habib Luthfi merupakan dua putra Indonesia yang dihormati di seluruh dunia. Sehingga menjadi bukti konkret ulama dan umara atau pemimpin di Indonesia dapat bergandengan tangan, bahu-membahu membangun negeri tercinta.

Sementara itu, di agenda lain Anies Baswedan justru mengkritisi pemerintahan Jokowi dari sisi sulitnya iklim kebebasan berbicara yang menurutnya dikategorikan tidak sehat.

Anies menilai demokrasi bukan hanya soal penyelenggaraan pemilu, tetapi terkait nilai-nilai yang tumbuh di dalam masyarakat. Contohnya, adalah aspirasi yang seharusnya bisa diproses secara politik tanpa ada rasa takut dan tekanan.

“Nah ini yang sekarang menjadi masalah, karena kita menyaksikan kalau di sosial media, banyak sekali yang mau tulis [apabila ingin kritisi pemerintahan] itu sebutnya Konoha, Wakanda, begitu,” ujarnya dalam Kuliah Kebangsaan FISIP UI 2023, yang disiarkan kanal YouTube FISIP Universitas Indonesia¸ Selasa (29/8/2023).

Dia mengartikan, kini ada budaya menyensor diri sendiri (self-censorship) saat ingin menyampaikan pendapat di ruang publik. Salah satunya dengan menggantikan kata Indonesia dengan tempat fiksi seperti Konoha dan Wakanda.

Anies menjelaskan, dalam demokrasi seperti yang dianut Indonesia, seharusnya pemerintah mengandalkan kebebasan dan keterbukaan yang ditopang rasa kepercayaan rakyat. Sebaliknya, dalam rezim non-demokratis, pemerintah mengandalkan rasa takut untuk mengontrol rakyatnya.

“Nah kita dalam demokrasi dan ada fear [rasa takut], sesungguhnya ini tanda-tanda yang tidak sehat, karena itu harus dikembalikan. Kebebasan berbicara harus menjadi prioritas yang kita bereskan,” pungkas Anies.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper