Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim ada dua drone berusaha menembus pertahanan udara di dekat Krime, Selasa (22/8/2023). Serangan itu memaksa militer Rusia untuk mengirim jet tempur.
Namun berdasarkan laporan tersebut, dua drone Ukraina yang terbang di dekat Krimea, tiba-tiba mengubah arah setelah militer Rusia menyerang menggunakan jet tempur.
Menurut kementerian, drone, yang diidentifikasi sebagai MQ-9 Reaper dan TB2 Bayraktar, sedang dalam misi pengintaian di Laut Hitam ketika pertahanan udara Rusia mendeteksi mereka. Militer Rusia kemudian mengerahkan dua jet tempur.
“Akibat tindakan tersebut, UAV mengubah arah penerbangan mereka dan meninggalkan area di mana pengintaian udara dilakukan,” kata kementerian tersebut.
Laporan serangan pesawat tak berawak di Krimea yang diduduki telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Pada 16 Agustus, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) secara resmi mengklaim penghargaan atas serangan 17 Juli di Jembatan Krimea, yang dilakukan dengan drone laut eksperimental.
Meningkatnya serangan pesawat tak berawak di Rusia sendiri juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Rusia untuk mempertahankan wilayah dalam negerinya.
Baca Juga
Sebelumnya hari ini, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa Ukraina berhak berdasarkan hukum internasional untuk melancarkan serangan di tanah Rusia.
“Ukraina mempunyai hak yang tercantum dalam Piagam PBB untuk membela negaranya,” kata Bearbock.