Bisnis.com, JAKARTA - Uni Afrika (AU) telah mengeluarkan Niger dari bloknya, sebagai sanksi terbaru dari sejumlah sanksi yang diberikan kepada negara itu sejak kudeta bulan lalu.
Keputusan itu diumumkan setelah pertemuan Dewan Keamanan dan Perdamaian AU di Ibu Kota Ethiopia Addis Ababa pada Selasa (22/8/2023).
Melansir Aljazeera, penangguhan itu muncul setelah beberapa negara Barat memutus bantuan ke Niger akibat kudeta yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum.
Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) mengatakan penggunaan kekuatan militer akan menjadi pilihan terakhir setelah menghabiskan banyak saluran diplomatik untuk negosiasi.
Sementara itu, pihaknya menolak usulan pemerintah militer Niger untuk mengadakan pemilu dalam waktu 3 tahun, pada Senin (21/8/2023).
Uni Afrika mengatakan pihaknya sedang meninjau rencana aksi ECOWAS dan meminta semua negara anggota dan komunitas internasional untuk tidak melakukan tindakan apapun untuk melegitimasi pemerintahan militer Niger.
Baca Juga
“Kami sedang mempelajari keputusan ECOWAS untuk mempersiapkan pasukan untuk penempatan di Niger, dan Komisi Afrika akan mengevaluasi dampaknya,” kata blok itu.
Pihaknya dengan tegas menolak campur tangan eksternal oleh pihak atau negara manapun dalam urusan benua, termasuk perusahaan militer swasta.
Seperti diketahui, ECOWAS telah memberlakukan sanksi berat terhadap Niger setelah kudeta dan telah memerintahkan pengerahan pasukan siaga untuk memulihkan aturan konstitusional di negara tersebut.
ECOWAS mengatakan bahwa hari-H yang dirahasiakan telah disetujui untuk kemungkinan intervensi militer dan 11 dari 15 negara anggotanya telah setuju untuk mengerahkan pasukan dalam operasi tersebut.
Sementara itu, pemimpin kudeta Niger Jenderal Abdourahamane Tchiani dalam pidatonya mengklaim ECOWAS bersiap untuk menyerang Niger dengan membentuk tentara pendudukan, bekerja sama dengan tentara asing dan mengecam sanksi yang diberlakukan oleh blok regional itu.