Bisnis.com, SOLO - Ada fenomena menarik di dalam negeri jelang tutup buku Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Seperti diketahui, masa jabatan Jokowi akan habis pada tahun 2024 mendatang.
Saat ini, orang No.1 RI tersebut sedang mengebut berbagai pembangunan, termasuk salah satunya Ibu Kota Negara yang dipastikan akan dilanjutkan oleh Presiden yang akan menjabat dua periode ke depan.
Akan tetapi di balik pembangunan besar-besaran yang dilakukan Jokowi, pemerintah tampaknya lupa dengan membangun karakter bangsa yang pancasilais dan berdasar Undang-Undang Dasar 45.
Pada tahun 2023 ini, masyakarat dihehohkan dengan berbagai fenomena yang berkaitan dengan pejabat dan masyarakat sendiri.
Pejabat terjerat kasus korupsi menjadi pemberitaan yang muncul cukup rutin di media.
Sebut saja kasus Rafael Alun Trisambodo, Johnny G Plate, Andhi Pramono yang dicopot sebagai Kepala Bea Cukai Makassar setelah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi, dan sebagainya.
Baca Juga
Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Negeri Yogyakarta pada 2022 lalu membahas tentang pengaruh pendidikn karakter terhadap pemberantasan korupsi, baik di Indonesia, Malaysia, ataupun Singapura.
Dalam jurnal tersebut, disebutkan bahwa hingga saat ini implementasi pendidikan karakter dilakukan melalui integrasi muatan antikorupsi ke dalam mata pelajaran, meskipun di tingkat perguruan tinggi terdapat program studi yang menjadikan antikorupsi sebagai mata kuliah khusus.
Namun itu hanya sebatas mata kuliah, tak ada aksi konkret dari pemerintah untuk fokus mendidik karakter bangsa. Budaya kapitalis yang dibiarkan masuk juga menjadi salah satu penentu mengapa individu selalu merasa kurang dalam hal-hal yang sifatnya materiil.
Inilah yang kemudian membuat hasrat manusia untuk memakan hak orang lain tumbuh subur.
Pemerintah Korupsi, Masyarakat Menjarah
Belum selesai persoalan korupsi yang terjadi di kalangan pejabat pemerintahan. Di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah, lagi-lagi Jokowi dihadapkan pada persoalan karakter yang miris.
Saat pejabat ramai-ramai menjarah uang negara, rakyat ramai-ramai menjarah hal-hal yang bisa mereka jarah.
Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan warga Indramayu yang menjarah susu Bear Brand saat truk pengangkutnya mengalami kecelakaan.
Dikutip dari laman Twitter, @ChyanaSurdin disebutkan bahwa kecelakaan mobil pengangkut susu beruang itu terjadi pada hari Senin (21/8/2023).
Tampak dalam video pendek yang diunggah akun tersebut, banyak warga sekitar yang mendatangi lokasi kecelakaan truk.
Sayangnya kedatangan warga bukan untuk membantu, melainkan mengambil susu Bear Brand yang berserakan di jalan. Pihak Bear Brand mengaku membiarkan hal tersebut.
Namun menurut unggahan postingan Twitter @hasyimmah, pihak Netsle membiarkan lantaran "penjarahan" tersebut sudah terlanjur terjadi.
"Ada yang membenarkan kejadian penjarahan ini karena ada keterangan dari pihak Nestle yang menyatakan, “Hingga (karena itu) kami membiarkan warga mengambilnya," tulis @hasyimmah.
"Harap dimengerti kalimat dari pihak Nestle tersebut. Di sini ucapan pihak Nestle adalah: membiarkan! Bukan "membagikan". Pernyataan itu jelas bahwa kegiatan menjarah sudah terjadi, lalu pihak Nestle membiarkan," tambahnya.
Bukan kali pertama...