Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara mengecam pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) negaranya.
Melansir Reuters, Sabtu (19/8/2023), Korea Utara (Korut) menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) menggunakan organisasi internasional tersebut sebagai "rencana" untuk melawan Korut.
Dewan Keamanan PBB membahas pelanggaran HAM di Korea Utara pada hari Kamis. Duta besar AS mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena menggunakan penindasan dan kekejaman untuk mengembangkan senjata nuklir dan rudal.
Dalam KTT tiga negara pada Jumat (18/8/2023), Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Korea Selatan serta Jepang sepakat untuk memperdalam kerja sama militer dan ekonomi, menghadapi kekuatan China yang terus meningkat dan ancaman nuklir dari Korea Utara.
Mereka juga sepakat untuk mengadakan latihan militer setiap tahun dan berbagi informasi real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara pada akhir tahun.
China yang menjadi sekutu utama Korea Utara menentang pertemuan DK PBB yang beranggotakan 15 negara anggota tersebut mengenai pelanggaran di Korea Utara, namun tidak berusaha untuk menghalanginya.
Baca Juga
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan negara tidak akan pernah mentolerir skema fitnah anti-HAM dari AS dan para pengikutnya.
“Kami akan mempertahankan kedaulatan negara, sistem sosialis dan kepentingan keamanan," ungkap juru bicara tersebut seperti dikutip kata kantor berita Korea Utara, KCNA.
Selama beberapa dekade terakhir, Korea Utara telah menyoroti diskriminasi rasial di Amerika Serikat sebagai contoh kemunafikan Washington.
Korea Utara mengatakan pada hari Rabu bahwa seorang tentara Amerika, Travis King yang menyeberang ke Korea Utara bulan lalu, telah melarikan diri dari rasisme dan pelecehan di Amerika.