Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan dokumen yang bocor menunjukkan bahwa Rusia telah membuat kemajuan dengan rencananya untuk memproduksi drone kamikaze Iran Shahed versinya sendiri untuk digunakan melawan target Ukraina.
Dokumen tersebut merinci bagaimana Rusia menyiapkan lini produksi di Tatarstan yang bertujuan untuk memproduksi 6.000 drone serang pada musim panas 2025, meningkatkan teknik manufaktur Iran, untuk menghasilkan drone yang lebih mematikan dalam skala yang lebih besar.
Rusia sering meluncurkan drone di malam hari untuk menguras dan mendeteksi pertahanan udara Ukraina untuk menembakkan lebih lanjut rudal dari pesawat atau pembawa rudalnya. Menurut Angkatan Udara, drone tetap menantang pasukan Ukraina untuk ditembak jatuh.
Menurut laporan Washington Post Kementerian Pertahanan Inggris pada 16 Agustus, mengatakan bahwa pasukan Rusia hampir pasti mulai mengerahkan drone yang diproduksi di dalam negeri berdasarkan desain drone Shahed Iran.
Produksi dalam negeri akan memungkinkan Rusia untuk membuat pasokan drone kamikaze yang lebih stabil untuk digunakan dalam serangan udara terhadap Ukraina, kata kementerian tersebut.
Namun, Moskow saat ini masih bergantung pada komponen dan senjata lengkap yang dikirim dari Iran, sebagian besar melalui Laut Kaspia, kata laporan pertahanan tersebut.
Baca Juga
Gedung Putih telah mengangkat masalah pasokan drone serangan Iran ke Rusia dengan Teheran, Financial Times melaporkan pada 16 Agustus, meskipun Iran telah lama secara resmi membantah bahwa mereka berada di belakang pasokan drone.
Menurut sumber FT, Washington telah meminta Teheran untuk berhenti menjual drone ke Rusia pada pembicaraan tidak langsung di Qatar dan Oman tahun ini.
The Washington Post menambahkan bahwa para peneliti dari Institut Sains dan Keamanan Internasional AS mempelajari dokumen yang bocor dan menilai bahwa Rusia belum berhasil memproduksi seluruh drone, tubuh mereka, "dan mungkin tidak lebih dari 300" unit.
Para peneliti juga mengatakan bahwa proyek tersebut sudah "setidaknya satu bulan terlambat dari jadwal".
Namun, tim peneliti menyimpulkan bahwa jika Rusia berhasil menyiapkan lini produksi, ia akan memiliki kemampuan untuk menyerang Ukraina secara teratur dengan ratusan drone sekaligus.
The Washington Post mengatakan bahwa dokumen tersebut, yang berasal dari akhir 2022 hingga awal 2023, dibocorkan oleh seseorang yang terlibat dalam proyek yang menentang invasi ke Ukraina.
Pada 3 Agustus, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Rusia sejauh ini telah meluncurkan hampir 2.000 Shahed di Ukraina.