Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perkeretaapian Pakistan Khawaja Saad Rafiq mengatakan insiden 10 gerbong kereta api (KA) yang tergelincir sehingga menewaskan 32 orang penumpang karena jalur tua dan dana minim untuk perawatan.
Menurut dia, para insinyur telah membuka penyelidikan atas kecelakaan kereta tersebut.
"Sayangnya, kami tidak memiliki cukup dana untuk merawat dengan baik jalur kereta api kami yang sudah tua dan kecelakaan kereta api kemarin tampaknya terjadi karenanya," katanya kepada wartawan melancir CTV News.
Layanan kereta penumpang di Pakistan Selatan sebagian telah pulih pada Senin (7/8/2023), sehari setelah kereta tergelincir di wilayah itu yang menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai puluhan lainnya, kata para pejabat setempat.
Menurut Aqeel Ahmed Qureshi, seorang dokter di sebuah rumah sakit di Distrik Nawabshah di Provinsi Sindh, 27 jenazah korban telah diserahkan kepada kerabatnya untuk dimakamkan, sementara tiga jenazah masih harus diidentifikasi.
Lusinan orang yang terluka tetap berada di rumah sakit saat pemakaman berlangsung pada hari Senin (7/8/2023).
Baca Juga
Pada Senin (7/8/2023), stasiun televisi lokal menayangkan para insinyur membersihkan jalur kereta api.
"Kami telah diberitahu oleh para insinyur bahwa layanan kereta api akan dipulihkan sepenuhnya hari ini," kata Baloch.
Setelah kecelakaan itu, banyak penumpang mengeluh bahwa mereka sedang menunggu dimulainya kembali layanan kereta api dari Karachi ke Punjab Timur.
Pihak berwenang mengatakan pasukan militer dan paramiliter membantu petugas penyelamat untuk mendapatkan penumpang yang terjebak.
Kecelakaan kereta api di Pakistan seringkali disebabkan oleh infrastruktur kereta api yang buruk dan kelalaian petugas.
Pada tahun 2021, setidaknya 65 orang tewas di Provinsi Sindh ketika dua kereta bertabrakan di Distrik Ghotki.
Pada tahun 1990, sebuah kereta penumpang yang penuh sesak menabrak kereta barang yang berdiri di Pakistan Selatan yang menewaskan 210 orang dalam bencana kereta api terburuk dalam sejarah bangsa itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
