Bisnis.com, JAKARTA - Menurut saluran Telegram yang berafiliasi dengan Rusia terjadi ledakan di dekat Jembatan Krimea pada dini hari tanggal 5 Agustus.
Sumber tersebut mengklaim bahwa ledakan itu tidak sampai ke titik vital jembatan Krimea.
Namun pejabat lokal yang ditunjuk Rusia menyatakan bahwa ledakan terdengar di kota Kerch yang diduduki.
Ia kemudian mengumumkan ancaman serangan di Jembatan Krimea. Sementara lalu lintas dilaporkan diblokir untuk melindungi jembatan.
Saluran Telegram Moscow Time mengungkapkan bahwa serangan drone angkatan laut di Selat Kerch berpotensi merusak kapal tanker kimia "SIG" Rusia.
Menurut rekaman audio, para pelaut di kapal tanker SIG Rusia melaporkan bahwa kapal tersebut mengapung tetapi tidak dapat bergerak sendiri. Kapal "Mercury" saat ini bekerja untuk mendukung SIG.
Baca Juga
Adapun tanker SIG yang rusak mengirimkan bahan bakar penerbangan dari Krimea ke Suriah, yang ditambahkan Amerika Serikat ke daftar sanksi pada 2019.
Menurut media pemerintah Rusia, sekelompok penyelamat dikirim ke Selat Kerch menyusul serangan drone terhadap kapal tanker kimia.
Di sisi lain, drone dilaporkan menjatuhkan bahan peledak di atas kota Kursk Rusia pada malam hari tanggal 4 Agustus, merusak dua gedung administrasi, kata Gubernur Oblast Kursk Roman Starovoyt dalam sebuah posting Telegram.
Menurut gubernur, jendela di kedua gedung itu rusak dan kaca di Gereja Pokrovsky pecah. Namun tidak ada korban yang dilaporkan.