Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman menyayangkan dengan keputusan Muhammad Guntur Romli keluar dari partai bernuansa merah itu.
Menurutnya, keputusan mundur diambil Guntur setelah melihat sinyal kedekatan partai berlogo kepalan tangan di bawah bunga mawar itu dengan bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Saya kaget alasan Bro Guntur mundur hanya karena kedatangan Pak Prabowo ke PSI. Padahal, ini silaturahim biasa seperti Mba Puan bertemu Prabowo. Bahkan dulu Pak Probowo pernah menjadi cawapresnya Bu Mega. Toh, PSI belum memfinalisasi sikap soal capres ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Sabtu (5/8/2023).
Meski begitu, dia mengaku memahami bahwa posisi Guntur yang menjadi Ketua relawan Ganjar Pranowo membuat posisinya dilemma dan serba salah di antara relawan-relawan.
Andy menilai bahwa Guntur juga butuh mengukuhkan keseriusannya mendukung Ganjar di antara relawan-relawan yang lain.
“Jadi sangat memaklumi posisi dan pilihan beliau,” katanya.
Baca Juga
Dia melanjutkan, meskipun saat ini ada perbedaan pilihan saat ini, tetapi tidak menjadikan PSI dan Guntur berjarak. Partai yang diketuai oleh Giring Ganesha itu menilai bahwa yang bersangkutan tetap teman seperjuangan.
“Sekali lagi, PSI belum mengambil keputusan final ke capres mana akan berlabuh. Masih ada mekanisme internal. Kami mengikuti pernyataan Pak Jokowi ‘Ojo Kesusu’. Guntur Romli juga berteman dekat kami. Berjuang bahu-membahu bersama. Beliau menjadi caleg PSI 2019 yang lalu. Sejak itu beliau tidak aktif lagi secara struktural di PSI. Kami menghargai pilihan-pilihan personal bro Guntur,” pungkas Andy.