Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eropa Sedang 'Menghapus Jejak' Uni Soviet

Eropa sedang merevisi sejarahnya sendiri. Simbol-simbol 'pembebasan' yang berkaitan dengan Uni Soviet dihancurkan.
Pemerintah Rusia melalui Angkatan Bersenjata melakukan pengamanan ketat menjelang peringatan Hari Kemenangan melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua di Lapangan Merah, Kremlin, Selasa (9/5/2023)./TASS
Pemerintah Rusia melalui Angkatan Bersenjata melakukan pengamanan ketat menjelang peringatan Hari Kemenangan melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua di Lapangan Merah, Kremlin, Selasa (9/5/2023)./TASS

Bisnis.com, JAKARTA –Polandia protes kepada Rusia. Mereka tidak suka dengan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang membesarkan peran Tentara Merah dan menyebut tanah Polandia sebagai tanah hadiah dari pemimpin legendaris Uni Soviet, Josef Stalin.

Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan bahwa pernyataan Putin menentang fakta dasar tentang peran Uni Soviet dalam melancarkan Perang Dunia II. Ini menjadi bukti dari revisionisme dan imperialisme Rusia yang mengakar kuat.

“Pemuliaan kebijakan Stalin merusak ingatan ratusan ribu korban komunisme Soviet dan mendukung pembenaran kejahatan ini," tegasnya.

Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak hanya memunculkan sikap Russophobia atau sikap anti-Rusia di seantero Eropa, tetapi juga berimbas kepada ‘penghapusan’ simbol-simbol masa lalu, terutama pada era Uni Soviet.

Uni Soviet adalah sebuah negara adikuasa pesaing Amerika Serikat yang runtuh menjelang penghujung abad ke 20. Pada masa jayanya, Soviet menjadi negara terbesar di dunia. Wilayahnya membentang dari tanah beku Siberia, daratan Eropa, hingga sabana luas di Asia Tengah. Uni Soviet mungkin satu-satunya negara, dalam sejarah, yang pencapaiannya mampu menyaingi Kekaisaran Mongol.

Wilayah yang luas membuat Uni Soviet memiliki jejak-jejak masa lalu di hampir bekas wilayah jajahannya, terutama di negara-negara Eropa Timur. Patung-patung tokoh, prajurit, hingga simbol-simbol komunisme ala Uni Soviet tersebar di negara yang menjadi bekas wilayahnya pada waktu itu.

Kehadiran simbol-simbol tersebut tidak bisa lepas dari sepak terjang Uni Soviet dalam sejarah. Uni Soviet dengan pasukan legendarisnya, Tentara Merah, adalah pihak yang pertama kali memasuki ibu Kota Jerman Berlin dalam Perang Dunia ke II. Tentara Merah pula yang berhasil membebaskan wilayah-wilayah Eropa Timur bahkan Polandia dari pendudukan pasukan Nazi Jerman.

Namun konflik konflik Rusia-Ukraina benar-benar menghapus jejak sejarah Soviet. Apalagi beberapa negara bekas blok Timur pasca Perang Dingin juga berbondong-bondong masuk menjadi anggota pakta pertahanan Atlantik Utara alias NATO. Mereka sekarang pro Barat dan anti terhadap masa lalunya.

Ukraina dan Polandia adalah dua negara yang cukup getol menghapus 'jejak' Uni Soviet dari publik. Patung prajurit hingga simbol-simbol yang berkaitan dengan Uni Soviet dihancurkan atau dirobohkan. Pada Rabu 24 Agustus 2022 lalu misalnya, Polandia memutuskan untuk menghancurkan monumen peringatan untuk Tentara Merah. Penghancuran monumen itu bertepatan dengan 6 bulan aksi militer Rusia ke Ukraina.

Polandia adalah salah satu bekas negara yang berada dalam pengaruh Uni Soviet pasca Perang Dunia ke II hingga tahun 1989-an. Usia lepas dari Soviet, Polandia getol melakukan modernisasi. Kebijakan pro Barat lahir. Mereka kemudian masuk sebagai anggota NATO pada tahun 1999. Polandia juga menjadi negara yang kerap berseberangan dengan Rusia.

Padahal, tentara Merah terlepas dari kontroversinya, memiliki andil besar dalam pembebasan wilayah-wilayah Polandia dari Nazi Jerman. Versi Rusia, Wilayah Polandia saat ini merupakan hasil kesepakatan yang dilakukan oleh pemimpin Uni Soviet, Josef Stalin.

Tetapi alur sejarah tampaknya tidak berpihak kepada Uni Soviet. Russophobia telah menjadi virus di peradaban Barat. Semua hal yang berbau Rusia dibenci dan coba dibenamkan dari ingatan. Padahal kalau melihatnya secara jernih. Rusia sekarang berbeda dengan Uni Soviet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper