Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Perlindungan warga negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha mengungkap kondisi WNI yang berada di Niger pasca-kudeta militer.
Dia menyatakan bahwa situasi di Niamey, Ibu Kota Niger sejak kudeta militer yang terjadi pada 26 Juli lalu, masih terpantau aman.
"Terkait kondisi WNI pasca kudeta di Niger. Sebagaimana diketahui ada upaya kudeta militer yang dilakukan militer di Niger pada tanggal 26 Juli lalu. Kondisi di Niamey, Ibu Kota Niger, terpantau aman," katanya.
Dia menjelaskan bahwa di Niger tidak ada perwakilan Indonesia, tetapi diurus oleh Kedutaan Besar RI di Abuja.
"Tidak ada perwakilan kita yang ada di Niger, namun akreditasi di-cover oleh KBRI yang ada di Abuja, Nigeria. Kita memiliki Konsul Kehormatan RI yang ada di Niamey," lanjutnya.
Menurutnya, berdasarkan informasi KBRI Abuja dan Konsul Kehormatan RI di Niamey, tercatat ada 1 orang WNI yang tinggal di Niamey.
Baca Juga
"Ada satu WNI yang tercatat tinggal di Niamey dan tercatat sedang cuti di Indonesia. Jadi kondisinya aman," tambahnya, saat ditanyai wartawan di Kemlu RI, pada Selasa (1/8/2023).
Selanjutnya, terdapat 3 orang WNI yang bekerja di Kota Tahoua di Niger dan kondisinya terpantau aman hingga saat ini.
"Ada 3 WNI yang bekerja di Kota Tahoua di Niger dan sudah dihubungi oleh KBRI dan terkonfirmasi kondisi aman," ucapnya.
Seperti diketahui, tentara pemberontak di Niger mengumumkan telah mengudeta dan menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dari kekuasaan, pada 26 Juli 2023.
Junta militer mendirikan Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air, yang memegang semua kekuasaan pemerintahan di Niger.
Selain itu, Jenderal Abdourahamane Tchiani juga telah menyatakan dirinya sebagai Kepala Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air yang dibentuk di Niger.