Bisnis.com, JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA meyakini bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto perlu mempertimbangkan Anies Baswedan untuk jadi calon wakil presidennya (cawapres) di Pilpres 2024.
Kesimpulan itu diambil berdasarkan survei terbaru LSI Denny JA. Dalam survei itu, LSI Denny JA melakukan head to head atau satu lawan satu antara dua bakal capres Prabowo dan Ganjar Pranowo.
Hasilnya, Prabowo memperoleh 52 persen suara sementara Ganjar mendapat 41,6 persen suara. 6,4 persen sisanya tak tahu atau tak jawab. Artinya, jarak elektabilitas Prabowo ke Ganjar sudah mencapai 10,4 persen.
Oleh sebab itu, Direktur CPI LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas berpendapat Ganjar memerlukan penguatan lewat sosok cawapres yang dampinginya.
Pertama, Ganjar bisa dengan menggandeng tokoh yang kuat di Jawa Barat seperti Ridwan Kamil atau di Jawa Timur seperti gubernur Khofifah Indar Parawansa.
Kedua, Ganjar bisa menggandeng tokoh untuk memperkuat isu ekonomi seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, atau Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga
Ketiga, Ganjar dinilai juga perlu mempertimbangkan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) untuk meraih dukungan pemilih Islam.
Meski demikian, lanjut Hanggoro, Prabowo juga tak boleh lengah soal pemilihan cawapres. Pertama, Prabowo dirasa perlu penguatan untuk daerah Jawa Tengah sehingga perlu sosok seperti Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka; atau sosok seperti Khofifah untuk memperkuat suara di Jawa Timur.
Kedua, Prabowo juga memerlukan penguatan cawapres untuk isu ekonomi seperti sosok Erick Thohir dan Airlangga. Ketiga, Prabowo juga tak boleh lupakan sosok Anies Baswedan.
“Anies Baswedan juga dapat dipertimbangkan sebagai cawapres jika ia gagal mendapatkan tiket capres,” ujar Hanggoro dalam rilisnya, dikutip Senin (1/8/2023).
Survei LSI Denny JA ini diselenggarakan pada 30 Mei-12 Juni 2023 dengan jumlah 1200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan metode pemilihan multi-stage random sampling. Margin of error kurang lebih 2,9 persen.