Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahas Ukraina, DK PBB Gelar Pertemuan dengan Sejumlah Diplomat Top

Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan mengenai situasi di Ukraina bersama dengan diplomat top dari sejumlah negara.
Pasukan dari Brigade Pengawal Nasional Bureviy Kyiv berlatih untuk hari terakhir sebelum berangkat untuk memerangi pasukan Rusia yang baru./Bloomberg
Pasukan dari Brigade Pengawal Nasional Bureviy Kyiv berlatih untuk hari terakhir sebelum berangkat untuk memerangi pasukan Rusia yang baru./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan pertemuan tentang situasi di Ukraina pada Senin (17/7/2023). 

Deputi Tetap Pertama Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan dihadiri oleh para diplomat top dari sejumlah negara. 

Dia mengatakan bahwa pertemuan itu diminta oleh Inggris yang akan dilaksanakan sekitar pukul 22.00 waktu Moskow. 

"Pada pukul 22.00 waktu Moskow pada 17 Juli, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan diskusi lain tentang krisis Ukraina, yang diminta oleh misi Inggris," katanya di saluran Telegram, seperti dilansir dari TASS, pada Senin (17/7/2023). 

Menurut Polyansky, negara-negara Barat jelas akan mencoba mengubah pertemuan itu menjadi pertunjukan anti-Rusia yang sangat keras.

Sementara itu, berakhirnya Black Sea Grain Initiative pada hari ini, dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa komitmen untuk menghilangkan hambatan di jalur ekspor makanan dan pupuk Rusia belum dilaksanakan. 

Selain itu, tujuan utama dari kesepakatan tersebut, yaitu untuk memastikan pasokan biji-bijian ke negara-negara termiskin, juga belum tercapai, pada Sabtu (15/7/2023). 

Sumber diplomatik di Turki mengatakan bahwa keputusan perpanjangan lain dari kesepakatan biji-bijian akan dibuat pada menit terakhir, pada Minggu (16/7/2023). 

Kesepakatan itu dapat diperpanjang jika kedua belah pihak mencapai kompromi, meski begitu sejauh ini tidak ada informasi apapun.

Seperti diketahui, konflik agresi Rusia di Ukraina telah berlangsung selama 15 bulan, dan sudah banyak ratusan korban jiwa akan perang tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper