Bisnis.com, JAKARTA - Kapal selam wisata bangkai Titanic, Titan memiliki sejumlah “dosa” sebelum meledak di Samudera Atlantik pada 18 Juni 2023 yang menewaskan lima orang penumpangnya.
Kapal milik OceanGate memiliki sejarah panjang tidak berfungsi selama penyelaman bahkan sebelum meledak di dasar lautan bulan lalu, kata mantan penumpangnya.
Selama bertahun-tahun pakar industri telah memperingatkan CEO OceanGate Stockton Rush, bahwa kapal selam itu mungkin berbahaya karena desainnya.
Namun, terlepas dari kekhawatirannya, Rush percaya produknya dan terus melakukan penyelaman berbahaya hingga yang terakhir pada 18 Juni 2023.
Kapal selam itu meledak di bawah laut dalam perjalanan ke lokasi bangkai kapal Titanic setelah kehilangan komunikasi dengan kapal yang mengangkutnya.
Menurut Insider, dari tersesat selama dua setengah jam hingga berputar-putar, inilah beberapa kesalahan dalam penyelaman kapal selam Titan sebelumnya.
Baca Juga
1. Kapal selam mengeluarkan suara retak saat menyelam
Karl Stanley, seorang ahli kapal selam yang juga teman Rush, berada di dalam kapal selam ini saat menyelam di Bahama pada tahun 2019.
Dalam email yang dikirim kepada Rush, yang diperoleh Insider, Stanley memperingatkan CEO bahwa penumpang bisa panik jika mereka mendengar suara pecah 2 mil di bawah air.
Stanley juga menyatakan keprihatinannya tentang kekuatan lambung kapal selam dan mendesak Rush untuk melakukan lebih banyak pengujian sebelum menerima penumpang yang berminat.
Tersambar petir saat menyelam di Bahama
Meskipun secara teknis bukan kerusakan, kapal selam Titan disambar petir selama uji menyelam di Bahama pada tahun 2018, menurut CEO Stockton Rush.
Rush memberi tahu Teledyne Marine, sebuah perusahaan teknologi bawah laut, dalam wawancara yang sekarang sudah dihapus bahwa jika petir menyambar lambung serat karbon kapal.
OceanGate mengunggah tentang insiden tersebut di Instagram pada tahun 2018 dan mengungkap bahwa kapal selam tersebut rusak akibat petir mempengaruhi lebih dari 70 persen sistem internalnya.
Terjebak di bawah air
Mantan penumpang lainnya mengatakan sistem propulsi kapal gagal, membuat mereka terjebak di bawah air
Brian Weed, juru kamera dokumenter untuk serial Discovery Channel "Expedition Unknown", mengatakan kepada Insider bahwa sistem propulsi kapal kehilangan komunikasi dengan kapal induk saat dia melakukan uji penyelaman pada tahun 2021.
Kapal selam itu hanya sekitar 100 kaki di bawah air pada saat itu, menurut Weed.
Dia mengatakan kapal selam itu terjebak di bawah air selama lebih dari dua jam.
"Kami seperti menjadi bebek yang duduk di air tanpa kemampuan untuk pergi ke mana pun," kata Weed.
Weed dan kru televisi akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan penyelaman lengkap dan membatalkan episode tersebut.