Bisnis.com, JAKARTA - Putra sulung Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Hunter Biden menjadi sorotan setelah penemuan narkoba jenis kokain di Gedung Putih pada Minggu (2/7/2023).
Meski pihak Gedung Putih telah menegaskan bahwa sosok putra sulung Joe Biden ini tidak berada di lokasi ketika bubuk narkoba itu ditemukan, namun banyak pihak tetap mencurigainya lantaran Hunter telah lama bermasalah dengan narkoba.
Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre mengatakan narkotika telah ditemukan di daerah yang secara rutin digunakan oleh orang luar yang diundang oleh staf Gedung Putih dalam tur ke Sayap Barat, termasuk Kantor Oval.
Sebelum memasuki area sensitif kompleks, pengunjung diminta untuk meninggalkan ponsel di loker, yang kabarnya ditemukan narkotika tersebut.
Jean-Pierre mengatakan bahwa area penemuan kokain menjadi area yang kerap dikunjungi oleh pengunjung ketika tur Gedung Putih dibuka pada Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Hunter Biden sendiri merupakan seorang pengacara dan penasihat investasi di AS. Pria kelahiran 4 Februari 1970 itu merupakan mitra pendiri dari Rosemont Seneca Partners, sebuah firma investasi dan bimbingan yang didirikan pada 2009.
Baca Juga
Firma ini didirkan Hunter bersama Christopher Heinz, putra tiri dari mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry serta seorang pengusaha Devon Archer.
Hunter juga sempat menduduki posisi penting di sebuah perusahaan produsen gas alam Ukraina, Burisma Holdings pada 2014 hingga 2019.
Kehidupan Hunter kerap dipenuhi kontroversi. Dia dan sang ayah disebut sebagai subjek dari teori konspirasi sayap kanan yang disampaikan oleh Donald Trump dan sekutu-sekutunya terkait kesepakatan bisnis Biden dan upaya anti-korupsi di Ukraina.
Pada 2014, putra Joe Biden ini dikeluarkan dari satuan Angkatan Laut AS karena terbukti menggunakan kokain saat masih tercatat sebagai tentara cadangan sejak bergabung dengan militer AS pada 2012.