Bisnis.com, JAKARTA - Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan pada 5 Juli bahwa Rusia telah kehilangan 231.700 tentara di Ukraina sejak awal invasi skala penuh, dengan perkiraan 670 korban pada 4 Juli.
Menurut laporan itu, Rusia juga kehilangan 4.062 tank, 7.917 kendaraan tempur lapis baja, 6.865 kendaraan dan tangki bahan bakar, 4.288 sistem artileri, 656 sistem peluncuran roket ganda, 395 sistem pertahanan udara, 315 pesawat terbang, 309 helikopter, 3.614 drone, dan 18 kapal.
Laju serangan balasan Ukraina saat ini tidak menunjukkan jalan buntu atau ketidakmampuan untuk merebut kembali wilayah yang luas, kata Institut Studi Perang dalam penilaiannya pada 4 Juli.
Sementara itu, kemajuan bertahap militer Ukraina di Ukraina timur dan selatan mencerminkan strategi konservasi sumber daya atas akuisisi teritorial, tulis ISW dalam analisisnya.
Prioritas strategisnya adalah "penghancuran maksimum" tenaga kerja dan peralatan Rusia, Sekretaris Dewan Pertahanan Oleksiy Danilov mengatakan di Twitter, menambahkan bahwa "perang penghancuran sama dengan perang kilometer."
Pasukan Ukraina menghadapi ranjau darat dan rintangan lainnya saat mereka maju lebih dalam ke wilayah yang diduduki Rusia. Laksamana Rob Bauer, ketua komite militer NATO, mengatakan kepada wartawan bahwa dia setuju dengan pendekatan hati-hati dan bahwa Ukraina benar untuk menghindari banyak korban.
Baca Juga
"Orang seharusnya tidak pernah berpikir bahwa ini adalah hal yang mudah," kata Bauer.
Meskipun demikian, kemajuan bertahap Ukraina telah menghasilkan keuntungan teritorial. Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar melaporkan melalui Telegram bahwa dalam sepekan terakhir, pasukan Ukraina membebaskan sembilan kilometer di timur dan 28 kilometer di selatan.
ISW membandingkan serangan balasan Ukraina saat ini dengan kampanyenya untuk membebaskan Oblast Kherson antara Agustus dan November 2022. Dalam kasus itu, serangan lambat akhirnya berhasil membebaskan Kherson.