Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Negara Timur Tengah Pertama yang Punya Jet Tempur Canggih F-35 Buatan AS

Israel menjadi negara Timur Tengah pertama yang mendapatkan jet tempur canggih F-35 dengan bantuan militer AS. 
Jet Tempur F-35 terlihat di Berlin, Jerman pada (25/4/2018)/Bisnis-Reuters-Axel Schmidt
Jet Tempur F-35 terlihat di Berlin, Jerman pada (25/4/2018)/Bisnis-Reuters-Axel Schmidt

Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel melaporkan bahwa akan membeli armada ketiga jet tempur siluman F-35 dalam kesepakatan senilai US$3 miliar atau Rp45 triliun yang akan dibiayai melalui bantuan militer Amerika Serikat (AS). 

Kementerian Pertahanan Israel menyetujui pembelian tersebut dengan tambahan 25 pesawat yang diproduksi oleh Lockheed Martin untuk menambah jumlah jet F-35 pada Angkatan Udara Israel menjadi 75, pada Minggu (2/7/2023). 

“Perjanjian baru ini akan memastikan kelanjutan kerja sama antara perusahaan Amerika dan industri pertahanan Israel dalam produksi suku cadang pesawat,” kata kementerian itu seperti dilansir dari Aljazeera, pada Senin (3/7/2023). 

Israel adalah negara pertama di luar AS yang memperoleh F-35, dan tetap menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata canggih di gudang senjatanya.

Uni Emirat Arab telah lama berusaha untuk membeli jet F-35 dari AS, tetapi hubungan negara itu dengan China yang merenggang sehingga belum ada kesepakatan yang tercapai.

Jet tempur F-35 dianggap yang paling canggih di dunia, mampu mengumpulkan intelijen, menyerang jauh ke dalam wilayah musuh dan terlibat dalam duel udara. 

Adapun jet tempur itu juga dikenal sebagai Joint Strike Fighter, dan di Israel dengan nama Ibraninya Adir, atau Mighty.

Sementara itu, Israel mengatakan itu menjadi yang pertama untuk menggunakan F-35 dalam pertempuran, pada Mei 2018.

Sebelumnya, jet tempur Israel melancarkan serangan terhadap pertahanan udara Suriah dari rudal anti-pesawat diluncurkan ke Israel, pada Minggu (2/7/2023). 

Israel telah meningkatkan serangan di bandara dan pangkalan udara Suriah untuk mengganggu peningkatan penggunaan jalur pasokan udara Iran untuk mengirimkan senjata ke sekutu di Suriah dan Libanon, termasuk Hizbullah Libanon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper