Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia merupakan salah satu PLTN terbesar di dunia. Dan sebagai fasilitas nuklir sipil terbesar di Eropa.
Adapun Rusia mulai mengerahkan pasukannya untuk menduduki PLTN Zaporizhzia sejak Maret 2022.
Fasilitas nuklir ini menjadi medan perang antara Rusia dan Ukraina. Tercatat fasilitas nuklir Zaporizhzhia berkali-kali mengalami serangan.
Rusia dan Ukraina saling menuduh dalang dari penyerangan di PLTN itu yang berpotensi menyebabkan bahaya lebih luas.
Menurut ahli jika PLTN Zaporizhzia dampaknya tak hanya ditanggung Ukraina atau Rusia saja, namun Eropa juga bakal terdampak.
Profil PLTN Zaporizhzhia
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang terletak di Enerhodar, Ukraina ini berisi enam reaktor, dengan total kapasitas terpasang enam GW, menjadikan fasilitas nuklir terbesar di Eropa.
Baca Juga
Pembangunan fasilitas nuklir ini dimulai sejak 1981 oleh perusahaan Energoatom, merupakan perusahaan negara yang mengoperasikan keempat pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina.
Namun sejak diduduki Rusia, PLTN ini dikelola oleh perusahaan nuklir negera Rusia yaitu Rosatum.
PLTN Zaporizhzhia mewakili 10,7 persen dari total kapasitas pembangkit listrik terpasang Ukraina (per awal 2022) dan 44,3 persen dari seluruh tenaga PLTN.
Secara tradisional PLTN bertanggung jawab atas sekitar setengah (50–55 persen) listrik yang diproduksi di Ukraina. Tahun lalu, PLTN Zaporizhzhia menghasilkan 23 persen dari seluruh listrik.
Peran PLTN sangat penting pada tahun 2020 dan 2021, ketika faktor pemanfaatan kapasitasnya yang tinggi membantu mengatasi kekurangan batubara musim dingin.