Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 100 karyawan perusahaan monopoli nuklir Rusia Rosatom telah meninggalkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Ukraina di kota Enerhodar yang diduduki Rusia, kata Dmytro Orlov, walikota kota itu, pada 2 Juli.
Laporan tersebut muncul di tengah peringatan otoritas Ukraina bahwa Rusia mungkin merencanakan serangan teroris di pabrik tersebut.
Beberapa pendukungUkraina yang menandatangani kontrak dengan Rosatom juga telah meninggalkan Enerhodar, kata Orlov.
Menurut Orlov, hingga 6.000 pekerja pabrik saat ini berada di kota tetapi mereka tidak diizinkan bekerja di pabrik kecuali mereka menandatangani kontrak dengan Rosatom.
“Otoritas pendudukan tidak mengizinkan mereka meninggalkan kota,” tambahnya.
Selain itu, tidak ada tempat berlindung di kota tempat orang bisa bersembunyi jika terjadi ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, kata Orlov.
Baca Juga
“Para penjajah menggunakan pabrik untuk memeras seluruh dunia,” tambahnya.
Pada 4 Maret tahun lalu, tak lama setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Rusia menduduki pabrik tersebut, dan sejak Desember, setiap evakuasi warga sipil dari kota itu telah diblokir.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada 22 Juni bahwa, berdasarkan laporan intelijen, Rusia sedang merencanakan serangan teroris di pabrik tersebut melalui kebocoran radiasi.