Bisnis.com, JAKARTA - Pentagon mengatakan balon mata-mata China, yang mengudara di atas Amerika Serikat (AS) pada awal 2023 yang kemudian ditembak jatuh, ternyata tidak mengumpulkan informasi mengenai AS.
Pentagon mengatakan balon udara tersebut menghabiskan waktu seminggu di atas AS dan Kanada, setelah Presiden AS Joe Biden menyuruh untuk menembak dan jatuh di lepas pantai Atlantik.
"Kami menilai bahwa itu tidak terkumpul saat terbang di atas AS," kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder dikutip dari Reuters, Jumat (30/6/2023)
Terungkap fakta baru bahwa balon mata-mata China tersebut menggunakan teknologi AS untuk mengumpulkan informasi audio-visual.
Berdasarkan analisa dari beberapa badan pertahanan dan intelijen AS, balon tersebut membawa peralatan AS yang tersedia secara komersial, bersama dengan sensor China khusus dan peralatan lain untuk mengumpulkan foto, video dan informasi lain untuk dikirimkan ke China.
Mengacu pada temuan tersebut, maka mendukung kesimpulan bahwa balon tersebut dibuat untuk memata-matai keamanan AS. Di sisi lain, China mengklaim bahwa balon tersebut dibuat untuk memantau cuaca.
Baca Juga
Dikutip dari laporan Wall Street Journal, balon tersebut memang sempat diduga tidak mengirim data dari perjalanan delapan hari tersebut.