Bisnis.com, JAKARTA - Kyiv mengadakan pembicaraan dengan produsen senjata Barat tentang produksi senjata di wilayah Ukraina.
Wakil Menteri Industri Strategis Ukraina Sergey Boyev mengatakan sedang berdiskusi dengan sangat rinci dengan Barat terkait produksi senjata tersebut.
"Kami melakukan diskusi yang sangat rinci dengan mereka terkait produksi senjata, dan kami yakin bahwa kami akan menandatangani kontrak dalam beberapa bulan ke depan," katanya.
Dia berbicara dengan perusahan dari Jerman, Italia, Prancis dan Eropa Timur.
“Beberapa perusahaan mengatakan siap datang dan berinvestasi dalam produksi drone,” tambah Boyev, seperti dilansir dari TASS, pada Selasa (20/6/2023).
Meski begitu, standar Uni Eropa (UE) dalam pengujian drone dapat mempersulit perusahaan untuk setuju memproduksi drone di Ukraina. Namun, sejauh ini belum ada kontrak yang ditandatangani.
Baca Juga
Grup industri militer Jerman Rheinmetall sedang dalam pembicaraan dengan Kyiv untuk membangun pabrik di Ukraina yang mampu memproduksi hingga 400 tank Panther terbaru dalam setahun, pada Maret lalu.
CEO Rheinmetall Armin Papperger mengatakan bahwa produksi tank Panther baru di pabrik Ukraina dapat dimulai dalam 15 hingga 20 bulan ke depan.
Sementara itu, Wakil Kepala Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Kepala Penasihat Urusan Luar Negerinya Igor Zhovka sebelumnya mengatakan bahwa Kyiv masih kekurangan senjata untuk melakukan serangan balasan.
"Jika Anda ingin memulai serangan balasan yang sukses, Anda memerlukan semua yang Anda miliki, termasuk artileri, kendaraan lapis baja, dan tank, jadi mungkin kami tidak memiliki (senjata) yang cukup," katanya.
Zhovkva mengakui bahwa Ukraina juga tidak memiliki sistem pertahanan udara dan menyalahkan negara-negara Eropa karena tidak memberikan tekanan ekonomi yang cukup pada Rusia, yang masih mendapat untung besar dari penjualan energi.