Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Swiss untuk mengizinkan ekspor ulang senjata ke Ukraina pada Kamis (15/6/2023).
Zelensky mengatakan bahwa langkah yang dimintanya itu sangat penting untuk bisa mengalahkan invasi Rusia.
Swiss yang netral memiliki kebijakan lama untuk melarang negara manapun yang membeli senjatanya untuk mengekspor kembali senjata tersebut ke pihak-pihak yang berkonflik.
Embargo juga diberlakukan pada amunisi Swiss yang dikirim ke Rusia atau Ukraina, pada November tahun lalu seperti dilansir dari Reuters, pada Jumat (16/6/2023).
"Saya tahu ada diskusi di Swiss tentang ekspor perlengkapan perang untuk melindungi dan mempertahankan Ukraina. Ini akan sangat penting," kata Zelensky dalam pidato video di kedua majelis parlemen Swiss.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa negaranya membutuhkan senjata agar dapat memulihkan perdamaian di Ukraina.
Baca Juga
Persoalan tersebut telah memicu perdebatan luas di Swiss, yang harus menyeimbangkan kebijakan luar negerinya sambil mempertimbangkan kekhawatiran tetangganya di Eropa dan industri senjata dalam negerinya.
“Sangat penting untuk menunjukkan solidaritas karena sanksi ini akan membantu kami mengakhiri agresi. Kita harus memperkuat sanksi," lanjutnya.
Sementara itu, Swiss telah menolak permintaan dari Jerman, Denmark, dan Spanyol untuk mengekspor kembali amunisi, persenjataan, dan kendaraan militernya ke Ukraina.
Jerman juga telah meminta pihak berwenang Swiss untuk menjual tank Leopard 2 kepada pembuat senjata Rheinmetall, yang akan memungkinkan perusahaan untuk mengisi kembali celah persenjataan anggota Uni Eropa dan NATO yang telah mengirim tank ke Ukraina.
Zelensky dalam pidatonya mengundang Swiss untuk menjadi tuan rumah KTT perdamaian global di Ukraina.
Dia mengatakan telah berbicara dengan Presiden Swiss Alain Berset tentang inisiatif tersebut pada Maret lalu.