Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Slovakia Peter Pellegrini mengatakan bahwa gudang senjata di seluruh Eropa telah kosong.
Dia menekankan bahwa membutuhkan waktu 5 hingga 10 tahun ke depan untuk bisa mengisi kembali persediaan senjata Eropa.
"Depot (senjata) telah dikosongkan di seluruh Eropa, semua tentara akan mengisi kembali persediaan. Ini adalah pekerjaan selama 5-10 tahun," katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Senin (12/6/2023).
Politisi tersebut berpikir bahwa Slovakia tidak akan dapat lagi memberikan bantuan militer yang besar ke Ukraina karena kurangnya sumber daya.
Sementara itu, Pellegrini berpendapat bahwa konflik Ukraina telah membuka peluang baru bagi industri pertahanan Slovakia.
Dia mengatakan peluang baru itu salah satunya dapat menghasilkan amunisi untuk Ukraina yang memberikan pendapatan dan pekerjaan bagi Slovakia.
Baca Juga
Sebelumnya, Inggris dan sekutu Ukraina lainnya juga menyatakan kekurangan pasokan senjata untuk rezim Kyiv.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Washington Post yang diterbitkan pada Jumat (2/6/2023).
"Tapi kami telah melihat kenyataan, yaitu kami semua kehabisan (senjata)," katanya.
Menurut Wallace, Inggris dan negara-negara lain terpaksa membeli lebih banyak senjata karena mereka tidak dapat menyediakannya dari stok nasional.
Meski begitu, dia menekankan bahwa Barat tetap mendukung penyediaan senjata dan pendanaan ke Ukraina tanpa menekan rezim Kyiv untuk bernegosiasi dengan Moskow.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi tersebut harus meningkatkan produksi senjata karena stok senjata habis karena pasokan ke rezim Kyiv.