Bisnis.com, SOLO - Para pendekar PSHT dari luar wilayah dilarang ke Yogyakarta oleh Ketua Cabang PSHT Bantul, Tri Jaka Santosa, jika hanya akan membuat keributan dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya mengimbau warga PSHT di mana pun berada, tidak boleh masuk ke Jogja. Jangan kotori Jogja dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diinginkan,” katanya.
Selain itu, Ketua Cabang PSHT Bantul tersebut juga menyampaikan permintaan maaf kepada Brajamusti, Sultan HB X dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya.
Hal tersebut lantaran anggotanya banyak melalukan kesalahan karena terlibat tawuran dengan kelompok suporter bola Brajamusti pada Senin lalu.
Imbas dari tawuran tersebut adalah kerusakan di beberapa titik jalan taman siswa dan hancurnya beberapa cagar budaya peninggalan Ki Hajar Dewantara.
"Saya pertama minta maaf kepada Bapak Gubernur. Kedua kepada masyarakat Jogja. Saya betul-betul minta maaf karena ini di luar kemampuan kami dan saya sudah berusaha membendung [massa PSHT yang datang ke Jogja]," ia menambahkan.
Baca Juga
Hal yang sama disampaikan oleh Pengurus Biro Hukum Brajamusti, Baskara, yang juga meminta maaf atas kejadian tersebut.
“Kami mau mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada rakyat Jogja, kepada PSHT, seluruhnya,” kata dia.
Seperti diketahui, viralnya tawuran yang melibatkan dua kelompok besar tersebut disebut telah menyulut emosi beberapa pendekar PSHT lainnya.
Kemarin, pihak kepolisian bahkan menghadang gerombolan yang diduga anggota PSHT yang beriringan dari arah Solo menuju Yogyakarta.
Rombongan ini bahkan sempat membuat keonaran di dekat Masjid Al-Aqsha dengan menyalakan flare.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, maka pendekar PSHT yang hanya ingin membuat rusuh sebaiknya tidak datang ke Yogyakarta dulu.
“Ini yang menjadi pemicu terkadang di medsos menjadi ramai saling memprovokasi. Kami sampaikan kepada mereka, kami lakukan pembinaan agar jangan mudah terprovokasi. Harus berpikir panjang ke depannya. Kalau ikut-ikutan dan terjadi sesuatu yang rugi mereka sendiri,” ujar Kapolres Klaten.