Bisnis.com, SOLO - Pengelola Tamansiswa (Tamsis) Yogyakarta, mengutuk kerusuhan yang disebabkan oleh dua kelompok besar PSHT dan Brajamusti.
Hal tersebut lantaran tawuran yang dilakukan di jalan Tamsis beberapa waktu lalu menyebabkan cagar budaya, yang selama ini dikelola Tamansiswa, hancur lebur.
Misalnya saja meja dan kursi peninggalan Ki Hajar Dewantara yang rusak parah karena dihancurkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Kepala Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya Ki Muryanto menjelaskan kerusakan meja dan kursi milik Ki Hajar Dewantara tersebut lantaran terkena lempar benda-benda keras dari insiden tawurn tersebut.
"Kursi sama meja sempat kena lempar batu dan dinaiki massa yang masuk ke area museum. Terus pintu museum juga jebol," jelasnya.
Melalui pernyataan resminya yang dirilis pada Selasa 6 Juni 2023 kemarin, paguyuban Tamsis memberikan peringatan kepada PSHT dan Brajamusti.
Baca Juga
Pertama, mereka mengutuk dengan keras perusakan lingkungan Tamansiswa oleh dua kelompok yang disebut tidak bertanggung jawab tersebut.
Kedua, pihak Tamansiswa menuntut permohonan maaf tertulis dari pimpinan kedua belah pihak kepada Tamansiswa.
Yang tak kalah keras, pihak Tamansiswa juga mengimbau kedua pimpinan lembaga tersebut untuk mewajibkan penanaman adab unggah ungguh dan tata krama kepada anggotanya.
Selain itu, kedua lembaga juga wajib bertanggung jawab untuk menanamkan watar 'satria-luhur' sehingga tak ada yang merasa jagoan di Yogyakarta.