Bisnis.com, JAKARTA - Cerita fabel menjadi salah satu jenis cerita fiksi yang banyak disukai terutama bagi anak-anak. Pasalnya, cerita ini menghadirkan tokoh yang unik.
Jika biasanya tokoh dalam sebuah cerita merupakan seorang manusia, dalam fabel justru tokohnya binatang yang dapat bertingkah laku selayaknya manusia.
Keunikan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri. Selain unik, fabel juga memiliki banyak pelajaran yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, fabel bisa menjadi media pembelajaran yang dapat menarik perhatian anak-anak.
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas seputar pengertian cerita fabel, ciri-ciri, struktur, hingga contoh cerita fabel pendek. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Cerita Fabel?
Menurut penjelasan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh bintang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti).
Tujuan dari cerita ini yaitu untuk memberikan pesan moral dengan menunjukkan sifat buruk manusia lewat simbol binatang. Selain itu, penulis juga ingin pembaca bisa mengambil pelajaran dan mengikuti sifat baik dari tokoh protagonis atau tokoh baik dalam cerita tersebut.
Baca Juga
Ciri-Ciri Cerita Fabel
Fabel termasuk cerita yang mudah dikenali karena berbeda dengan jenis cerita lain. Berikut ini ciri-ciri cerita fabel hewan yang perlu diketahui.
- Sifatnya tidak nyata atau fiksi.
- Pada bagian pendahuluan biasanya dibuat singkat dan langsung.
- Tokoh dalam cerita merupakan binatang yang dapat berbicara.
- Watak tokoh hewan tersebut sama seperti manusia, ada yang antagonis dan ada yang protagonis.
- Biasanya berlatar belakang alam seperti hutan, gunung, sungai, dan lain sebagainya.
- Alur ceritanya sederhana atau tidak rumit.
- Rangkaian peristiwa digambarkan sebagai kejadian sebab dan akibat yang berurutan.
- Bahasa cerita fabel pendek maupun panjang menggunakan kalimat naratif atau langsung berupa dialog antar tokoh.
Struktur Cerita Fabel
Struktur fabel sebenarnya cukup sederhana. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pertama dalam cerita fabel. Bagian ini berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu peristiwa terjadi.
2. Komplikasi
Struktur cerita fabel selanjutnya yaitu komplikasi yang berisi masalah atau konflik. Di bagian ini terdapat konflik yang berasal dari kepribadian tokoh.
3. Resolusi
Setelah konflik, akan terjadi penyelesaian. Bagian pada cerita fabel ini dikenal dengan nama resolusi. Biasanya berada setelah puncak masalah karena berisi pemecahan masalah.
4. Koda
Kota merupakan bagian akhir dalam cerita fabel. Biasanya bagian ini terdapat perubahan yang terjadi pada tokoh setelah memperoleh masalah. Koda juga menyajikan pesan moral yang dapat menjadi pembelajaran.
Contoh Cerita Fabel Singkat dan Pesan Moralnya
Belalang Sembah
Suatu hari di sebuah kebun anggur, hiduplah keluarga Semut yang anggota keluarganya sangat banyak. Semut ini membangun sarangnya dari daun-daun yang direkatkan menggunakan cairan, seperti lem dari mulut.
Para Semut melihat bahwa musim gugur akan segera berlalu dan musim dingin yang cukup panjang akan segera datang. Saat musim dingin tiba, makanan akan sangat sulit didapatkan. Maka dari itu, para Semut segera mencari berbagai makanan untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan saat musim dingin tiba.
Selain Semut, di kawasan tersebut juga hidup kelompok Belalang Sembah. Berbeda dengan Semut, Belalang Sembah justru menari setiap hari saat musim dingin tiba.
Sang Belalang lupa bahwa mereka harus mengumpulkan makanan untuk persiapannya menghadapi musim dingin.
Suatu hari sang Belalang Sembah menari di dekat sarang Semut. Dia menari dengan sangat anggun. Gerakan tangan dan badannya yang pelan dan lembut membuat tariannya terlihat sangat mengagumkan.
Meski melihat belalang menari, Para Semut tidak menghiraukannya karena Semut sadar ada hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan. Sang Belalang yang sedang menari melihat para Semut berjalan dengan membawa makanan untuk dibawa ke sarangnya.
Belalang Sembah pun heran dengan kegiatan yang dilakukan Semut lalu dia bertanya kepada salah satu Semut tentara yang sedang berjaga di dekat para Semut pekerja.
“Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak itu masuk ke sarang kalian?” sang Semut menjawab, “Kami melakukannya agar kami tidak kelaparan saat musim dingin tiba.” Lalu sang Belalang kaget, “Musim dingin?” kata sang Belalang Sembah dengan kagetnya, “tenang aja masih lama, lebih baik kita bersenang-senang saja dulu,” kata sang Belalang. Semut tak menghiraukan Belalang. Semut tetap tekun mengumpulkan makanan.
Musim dingin tiba. Belalang belum sempat mengumpulkan makanan karena sibuk menari. Belalang kelaparan dan lari ke rumah Semut. Ia meminta makanan kepada Semut. Semut awalnya tidak mau memberikan makanannya karena takut kehabisan.
Akan tetapi, melihat belalang lemas kelaparan, Semut tidak tega dan memberikan makanannya kepada Belalang. Belalang pun kembali bugar dan dia berjanji untuk dapat mengelola waktu dengan baik sehingga tidak berakibat buruk.
Masa depan adalah milik setiap orang. Maka setiap orang perlu menyiapkan masa depannya dengan berusaha. Bukan hanya menikmati kesenangan di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan.
Pesan moral dari cerita fabel singkat tersebut yaitu kita harus senantiasa mengelola waktu dengan baik. Lebih baik berusaha keras dan menunda kesenangan, demi masa depan yang lebih baik.