Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam pidato kemenangannya bahwa inflasi adalah masalah yang paling mendesak bagi negaranya.
Ia juga mengatakan bahwa inflasi juga akan turun setelah suku bunga acuan dipangkas menjadi 8,5 persen dari 19 persen pada dua tahun yang lalu.
"Kami sedang merancang sebuah ekonomi yang berfokus pada investasi dan lapangan kerja, dengan tim manajemen keuangan yang memiliki reputasi internasional," kata Erdogan kepada para pendukungnya di istananya di Ankara, dilansir Reuters, Senin (29/5/2023).
Erdogan resmi melanjutkan dua dekade kekuasaannya setelah memenangkan pemilihan umum putaran kedua pada Minggu (28/5/2023).
Penantangnya, Kemal Kilicdaroglu, menyebut pemilu ini sebagai "pemilu yang paling tidak adil dalam beberapa tahun terakhir" namun tidak mempermasalahkan hasilnya.
Dilansir dari Reuters pada Senin (29/5), hasil resmi menunjukkan Erdogan menang dengan perolehan 52,1 persen suara, sedangkan Kilicdaroglu memperoleh 47,9 persen suara.
Baca Juga
Pemilu ini telah dilihat sebagai salah satu yang paling penting bagi Turki. Pihak oposisi percaya bahwa mereka memiliki peluang besar untuk menggulingkan Erdogan dan membalikkan kebijakan-kebijakannya setelah popularitasnya dilanda krisis biaya hidup.
Sebaliknya, kemenangan ini memperkuat citra Erdogan sebagai sosok yang tak terkalahkan, setelah ia menyusun ulang kebijakan domestik, ekonomi, keamanan, dan luar negeri di negara berpenduduk 85 juta jiwa ini.
Prospek lima tahun lagi masa pemerintahannya merupakan pukulan besar bagi para penentangnya yang menuduhnya merongrong demokrasi saat ia mengumpulkan lebih banyak kekuasaan.
Dalam sebuah pidato kemenangan di Ankara, Erdogan berjanji untuk meninggalkan semua perselisihan dan bersatu di belakang nilai-nilai dan impian nasional, namun kemudian berubah haluan, mengecam pihak oposisi dan menuduh Kilicdaroglu berpihak pada teroris tanpa memberikan bukti.
“Satu-satunya pemenang hari ini adalah Turki. Saya berterima kasih kepada setiap orang yang sekali lagi memberi kami tanggung jawab untuk memerintah negara ini lima tahun lagi," ungkap Erdogan dalam pidato kemenangannya.
Ia juga mengatakan bahwa pembebasan mantan pemimpin partai pro-Kurdi Selahattin Demirtas, yang ia sebut sebagai "teroris", tidak akan mungkin terjadi di bawah pemerintahannya.
Erdogan mengatakan bahwa inflasi adalah masalah yang paling mendesak di Turki.
Kekalahan Kilicdaroglu kemungkinan besar akan membuat kecewa sekutu-sekutu NATO Turki yang khawatir dengan hubungan Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden AS Joe Biden mengucapkan selamat atas kemenangan Erdogan setelah hasil resmi keluar.
"Saya berharap dapat terus bekerja sama sebagai Sekutu NATO dalam isu-isu bilateral dan tantangan global bersama,” ungkap Joe Biden di Twitter.
Hubungan AS dengan Turki telah terhambat oleh keberatan Erdogan terhadap Swedia yang bergabung dengan NATO serta hubungan dekat Turki-Rusia dan perbedaan pendapat mengenai Suriah.
Kemenangan Erdogan memperpanjang masa jabatannya sebagai pemimpin terlama sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Turki modern dari Kekaisaran Ottoman seabad yang lalu.