Bisnis.com, JAKARTA -- Survei Indikator Politik terbaru menemukan bahwa PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menikmati tren peningkatan elektabilitas.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, tren peningkatan elektabilitas PDIP dipengaruhi oleh deklarasi Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden (capres) 2024.
Elektabilitas PDIP yang saat ini tertinggi yakni 20 persen didorong oleh rebound setelah diterpa sentimen negatif batalnya Piala Dunia U-20.
"Ada rebound kuat PDI Perjuangan setelah deklarasi [capres] Ganjar," ujarnya pada rilis survei Peta Elektoral Pascadeklarasi Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP dan PPP, Kamis (18/5/2023).
Sementara itu, elektabilitas Partai Gerindra mengikuti persis di bawah PDIP dengan torehan 17,2 persen. Partai pimpinan bacapres 2024 lainnya itu, yakni Prabowo Subianto, disebut mendapatkan dukungan besar dari kelompok menengah dan masyarakat perkotaan.
Dalam survei tersebut, hanya PDIP dan Gerindra saja yang tercatat mendapatkan elektabilitas dua digit.
Baca Juga
"The big picture [gambaran besarnya] ada tren kenaikan Gerindra," terang Burhanuddin.
Adapun sejumlah partai parlemen lainnya berada di bawah PDIP dan Gerindra. Partai Golkar misalnya, yang saat ini memiliki suara terbesar kedua di parlemen, menduduki posisi ketiga dari sisi elektabilitas dengan capain 7,8 persen.
Elektabilitas Golkar lalu berbeda tipis dengan Partai Demokrat yakni 7,7 persen, lalu Partai NasDem 6,2 persen, PKB 6,1 persen, PKS 5,7 persen, PAN 2,7 persen, serta PPP 2,6 persen.
Sebagai informasi, survei dilakukan selama 30 April hingga 5 Mei 2023. Target populasi survei yakni WNI berusiamn 17 tahun ke atas atau sudah menikan dan memiliki ponsel, atau sekitar 83 persen dari populasi nasional.
Namun demikian, Burhanuddin mengaku bahwa 17 persen sisanya yang merupakan kelompok masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah yang tidak memiliki ponsel, tidak terwakili.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD) dengan 1.200 responden dipilih melalui pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error diperkirakan sekitar 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.