Bisnis.com, JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengaku tak pernah bermimpi maju jadi calon wakil presiden (cawapres), meski dikabarkan masuk bursa pendamping bakal calon presiden Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
Nasaruddin menegaskan, dirinya hanya ingin berkontribusi di belakang layar tanpa perlu diketahui umum. Oleh sebab itu, dia tak pernah berpikir maju sebagai orang nomor 2 di Indonesia.
"Saya enggak pernah bermimpi ke arah situ [jadi cawapres]. Saya hanya ingin bekerja di balik layar saja," ujar Nasaruddin saat dihubungi, Rabu (17/5/2023).
Dia mengaku hanya ingin menciptakan kesejukkan, ketenangan, dan kedamaian antarsesama warga Indonesia. Nasaruddin berprinsip, tak akan mungkin ada prestasi negara di atas konflik atau ketegangan sesama warganya.
Meski demikian, menurutnya, kerja-kerja itu tak harus dilakukan lewat jabatan publik.
"Tugas saya dan tokoh agama lain bagaimana menciptakan kerukunan dan kedamaian agar bangsa bisa tenang," jelas Nasaruddin.
Baca Juga
Dia tak menampik diundang oleh Bendahara Umum DPP PDIP yang juga Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey untuk menjadi pembicara di acara konsolidasi antara Ganjar dengan relawannya di Manado pada Kamis (18/5/2023). Menurut Nasaruddin, undangan itu rutin dilakukan beberapa tahun terakhir.
"Siapapun yang datang untuk konsultasi keagamaan, mengundang apakah itu dari Golkar, apakah itu dari NasDem, apakah dari mana pun juga, sebagai Imam Besar kita wajib untuk memberikan, memfasilitasi kepentingan umat dan warga bangsa tanpa membedakan satu sama lain," ungkapnya.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy alias Rommy mengungkap Nasaruddin menjadi salah satu kandidat cawapres untuk Ganjar.
Rommy menyatakan bahwa partainya telah menggoda Nasaruddin agar mau menjadi pendamping Ganjar pada Pilpres 2024.
"Kyai Nasarudin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres Mas Ganjar," ungkap Rommy dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).