Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK akui tak ingin Presiden Joko Widodo (Jokowi) cawe-cawe atau terlalu intervensi Pilpres 2024. Namun, kritiknya ke Jokowi itu bukan karena dirinya dukung salah satu calon presiden (capres) tertentu.
JK mengatakan, dirinya ingin Jokowi tetap netral untuk menjaga demokrasi di Indonesia. Dia tak ingin, lanjutnya, perpolitikan kembali seperti Orde Baru yang mana presiden terlalu mengintervensi jalannya pemilihan umum.
"Saya bicara dalam konteks bagaimana kita menjaga demokrasi di negeri ini, karena demokrasi itu penting untuk menjadi persatuan bangsa, penting untuk menjaga bagaimana masyarakat mempunyai hak, kita jaga. Kedua, sekali lagi saya ulangi, jangan terulang pada masa lalu," jelas JK seperti yang disiarkan kanal YouTube TvOneNews, Senin (15/5/2023).
Dia membantah punya kepentingan tertentu, seperti ingin salah satu capres tertentu menang pada Pilpres 2024. Dia mengaku terima semua pihak yang ingin bertemu dengannya.
"Cak Imin, Pak Prabowo, PPP, NasDem, Demokrat, kita ketemu semuanya. Jadi semuanya, yang dikatakan pro ini, pro ini, saya datang, berdiskusi semua. Datang, meminta pandangan, berdiskusi, tidak khusus kepada siapa-siapa," ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Baca Juga
JK menegaskan sudah tak ikut politik praktis sehingga tak mengincar jabatan tertentu. Selain itu, dia juga tak punya kepentingan ekonomi apapun sebab bisnis keluarga sudah bertahan selama 70 tahun.
"Kepentingan apa? Politik, saya tidak lagi masuk politik, tidak lagi mencari jabatan, apa kepentingannya?" ungkap JK.
Meski begitu, dirinya tak membantah punya preferensi tertentu soal pemimpin. Semua warga biasa, lanjutnya, dia punya hak untuk memilih pemimpin tertentu.