Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok negara G7 (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, dan Jepang ) sepakat menambah bantuan untuk Ukraina menjadi 44 miliar dolar AS atau setara Rp653,1 trilun pada tahun 2023 dan awal 2024.
Keputusan itu diumumkan dalam komunike pertemuan yang diterbitkan pada 13 Mei. Bantuan keuangan akan memungkinkan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menyetujui dukungan sebesar 15,6 miliar dolar AS untuk Ukraina selama empat tahun.
Dukungan keuangan semacam itu akan membantu Ukraina menjaga fungsi pemerintahannya, terus memberikan layanan dasar, melakukan perbaikan infrastruktur yang paling kritis, dan menstabilkan ekonominya, menurut pernyataan itu.
"Kami menyerukan segera diakhirinya perang ilegal Rusia melawan Ukraina, yang akan menghapus salah satu ketidakpastian terbesar atas prospek ekonomi global," bunyi pernyataan itu.
Menurut laporan Bloomberg, Bank Dunia telah meningkatkan penilaiannya terhadap kebutuhan pemulihan dan rekonstruksi Ukraina menjadi setidaknya 411 miliar dolar AS berdasarkan kerusakan yang disebabkan pada tahun pertama perang habis-habisan melawan Rusia.
Angka tersebut setara dengan 2,6 kali proyeksi produk domestik bruto Ukraina pada 2022.
Total kerusakan di Ukraina yang disebabkan oleh perang Rusia telah mencapai hampir 143,8 miliar dolar AS.
Angka ini merupakan peningkatan 6 miliar AS pada akhir Januari, ketika KSE memperkirakan dalam sebuah laporan bahwa invasi skala penuh Rusia menyebabkan kerusakan senilai lebih dari 138 miliar dolar AS.
Sebelumnya pada bulan April, Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan bahwa Ukraina akan membutuhkan 37 miliar dolar AS untuk pekerjaan pembersihan ranjau.
Menurutnya sebagian besar tanah Ukraina tetap tidak dapat digunakan karena ranjau dan persenjataan perang yang tidak meledak.