Bisnis.com, JAKARTA - Kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengingatkan Rusia bahwa Bakhmut mungkin jatuh ke tangan Ukraina.
Peringatan Prigozhin itu menjadi pertanyaan: apakah tulus atau sekadar membuat keributan dalam memperebutkan Kota Bakhmut yang berada di Ukraina bagian Timur.
Melansir USA Today, Kamis (11/5/2023), Prigozhin dalam beberapa hari terakhir mengancam akan menarik pejuangnya dari kota di bagian Timur yang diperebutkan dengan sengit, mengklaim dia diancam akan dicap sebagai pengkhianat jika dia melakukannya, dan sekarang mengatakan pasukannya mungkin kehilangan Bakhmut meskipun Ukraina hanya menempati 5 persen dari wilayah itu.
"Ada risiko serius pengepungan PMC 'Wagner' di Bakhmut sebagai akibat dari kegagalan sayap. Sayap sudah retak dan jatuh," kata Prigozhin dalam sebuah unggahan dari perusahaan Concord-nya, Rabu (10/5/2023).
Dia sekali lagi mengeluh bahwa militer Rusia tidak memberikan cukup amunisi kepada kelompok tentara bayarannya, dan mengatakan jika itu terus berlanjut, Angkatan Bersenjata Ukraina akan menghancurkan PMC Wagner.
Militer Rusia yang pernah dibanggakan tidak mengklaim kemenangan di medan perang yang signifikan dalam beberapa bulan dan merasa malu karena harus mundur dari Provinsi Kharkiv dan Kota Kherson dalam empat bulan terakhir tahun lalu.
Baca Juga
Kekalahan di Bakhmut, Moskow telah mengorbankan ribuan nyawa dan peralatan yang tak terhitung jumlahnya, akan menjadi pukulan psikologis yang besar.
Tetap saja, ada banyak skeptisisme tentang ucapan Prigozhin. Kremlin mengatakan pada hari Rabu (10/5/2023), bahwa mereka belum melihat unggahan video kritis dari hari sebelumnya, dan Juru Bicara Militer Ukraina Serhiy Cherevatyi mengatakan bahwa Rusia masih aktif terlibat dalam upaya untuk merebut Bakhmut.
"Situasinya tetap sulit karena bagi musuh, terlepas dari semua kebisingan yang coba diciptakan Prigozhin, itu (Bakhmut) masih arah utama serangan," kata Cherevatyi di televisi.
Institut Studi Perang yang berbasis di Washington mempertanyakan motif Prigozhin, mengatakan tentang ancamannya untuk keluar dari Bakhmut
“Prigozhin berusaha untuk memeras Kementerian Pertahanan Rusia untuk memprioritaskan serangan Bakhmut sehingga dia dapat secara mandiri mengklaim kemenangan di kota itu dengan mengorbankan kemungkinan persiapan militer Rusia menjelang serangan balasan Ukraina yang direncanakan.''