Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Udara Guncang Sudan

Serangan udara kembali mengguncang Sudan pada Senin (8/5/2023) saat pembahasan terkait gencatan senjata terbaru di Jeddah tidak menemukan titik terang.
Seorang gadis yang dievakuasi dari Sudan melihat melalui jendela bus setelah dia tiba di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, di pinggiran Jakarta, Indonesia, 28 April 2023. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Seorang gadis yang dievakuasi dari Sudan melihat melalui jendela bus setelah dia tiba di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, di pinggiran Jakarta, Indonesia, 28 April 2023. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Bisnis.com, JAKARTA — Serangan udara kembali mengguncang Sudan pada Senin (8/5/2023) saat pembahasan terkait gencatan senjata terbaru di Jeddah tidak menemukan titik terang.

Seorang diplomat Saudi mengatakan, hal ini terjadi lantaran kedua belah pihak, yakni pasukan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter masih mempertahankan egonya masing-masing dan menganggap diri mereka mampu memenangkan pertempuran.

Untuk diketahui, Sudan dilanda kekacauan mematilan ketika pertempuran pecah antara pasukan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang dikepalai oleh Mohamed Hamdan Daglo pada 15 April lalu.

Setelah berlangsung selama hampir satu bulan, pertempuran tersebut telah menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan orang yang menyebabkan kekhawatiran keamanan akan jatuh di luar perbatasan Sudan.

Berdasarkan data yang dimiliki PBB, pertempuran di Ibu Kota dan di bagian lain negara itu telah menewaskan lebih dari 750 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang.

Sedangkan di wilayah barat Sudan, hampir 200 orang tewas di negara bagian Darfur Barat itu selama dua minggu terakhir.

Para jenderal yang bertikai telah mengirim perwakilan ke Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan tentang pembentukan gencatan senjata kemanusiaan dalam upaya yang juga didukung oleh Amerika Serikat (AS).

Pendiri Confluence Advisory yang berbasis di Khartoum, Kholood Khair, menilai bahwa para delegasi tersebut hanya akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjilat Saudi dan AS. Mereka dinilai tidak akan menggunakan platform tersebut secara kredibel untuk mencapai kesepakatan perdamaian perang saudara di Sudan.

Adapun, pertempuan di antara kedua belah pihak itu telah memicu eksodus massal melalui jalur darat, laut, maupun udara. Mereka, para warga asing maupun Sudan, memilih untuk meninggalkan kota itu lantaran merasa bahwa setiap sudut Sudan berbahaya.

Seorang warga Sudan, Rawaa Hamad, mengatakan bahwa selain tak mendapatkan jaminan keselamatan, mereka juga kesulitan untuk mencari air, bahan bakar, obat-obatan, hingga fasilitas kesehatan.

Hingga saat ini, setidaknya ada 335.000 warga Sudan yang memutuskan untuk mengungsi. Selain itu, ada 120.000 pengungsi yang bahkan memilih untuk melarikan diri ke Mesir, Chad, hingga Sudan bagian selatan.

Upaya Mediasi

Pejabat tinggi kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, telah melakukan perjalanan ke kota pantai Saudi Jeddah dan seorang pejabat PBB mengatakan pihaknya telah meminta untuk bergabung dalam negosiasi antara pihak yang bertikai, namun permintaannya belum juga disetujui,

Selain PBB, dorongan negosiasi juga disampaikan oleh pemerintah Arab Saudi. Mereka meminta agar kedua belah pihak segera bernegosiasi untuk mencapai penghentian permusuhan secara permanen.

“Pembicaraan Jeddah yang akan dilanjutkan di hari-hari berikutnya bertujuan untuk mencapai penghentian jangka pendek yang efektif pertempuran, memfasilitasi pengiriman bantuan dan memulihkan layanan dasar,” ujar Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Duta Besar AS John Godfrey, meski tidak mengomentari langsung pembicaraan Jeddah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS memprioritaskan upaya untuk mempertahankan gencatan senjata dan mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam waktu yang sedini mungkin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper