Bisnis.com, JAKARTA - Bakal calon Presiden (capres) di Pilpres 2024 Anies Baswedan menyindir manuver para elite partai politik di luar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dinilai belum menunjukkan substansi untuk masyarakat.
Seperti diketahui, KPP yang terdiri dari Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk maju pada Pilpres 2024.
"Saya juga berkali-kali sampaikan, rakyat ini menonton berita-berita, menyaksikan para pimpinan kita berdiskusi sana-sini. Kita di Koalisi Perubahan untuk Persatuan [KPP] sudah bicara tentang apa yang ditawarkan kepada masyarakat," ujarnya usai memberikan pidato politik di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (7/5/2023).
Di sisi lain, dia mengatakan bakal fokus untuk menyusun program-program yang akan diusung apabila memenangkan kontestasi pada tahun depan. Beberapa fokus yang akan disorot Anies yakni mengenai kemiskinan, biaya hidup tinggi, dan keterbatasan lapangan pekerjaan.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2014-2016 itu pun menolak untuk berkomentar terkait dengan isu dikeluarkannya Partai NasDem dari koalisi pemerintahaan saat ini, usai tak diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Selasa (2/5/2023).
"Saya tidak berminat untuk ikut dalam percakapan itu, walaupun clickbait-nya cukup baik, barangkali menarik untuk sebuah berita, tetapi rakyat menginginkan apa solusi untuk masalah yang mereka hadapi," tuturnya.
Baca Juga
Selain itu, Anies pun belum mau membeberkan siapa saja tokoh yang bakal diusung menjadi cawapres saat maju ke Pilpres tahun depan. Dia mengatakan hal tersebut masih dibahas, dan masih mengerucut ke lima nama.
"Masih lima nama dari tiga hari yang lalu, belum ada perubahan," tutupnya.
Adapun beberapa elite partai politik saat ini masih melangsungkan manuver safari politik ke sesama partai politik, termasuk ke elite koalisi pendukung Anies. Contohnya, beberapa waktu lalu partai dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni Partai Golkar dan PKB menyambangi kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Elite partai politik juga bertemu dengan berbagai tokoh politisi senior seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto, dan masih banyak lagi.