Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok Cipayung Plus melakukan aksi demontrasi di depan Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Selasa (2/5/2023).
Kelompok Cipayung Plus yang ikut dalam aksi ini terdiri dari PMKRI Jakpus, GMKI Jakarta, EW LMND Jakarta, HMI Jakpustara, SEMMI Jakpus, PMKRI Jakut, dan GMNI Jaksel.
Dalam orasinya, mereka menyoroti setidaknya dua masalah dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini.
Pertama, biaya kuliah yang masih dianggap mahal. Oleh sebab, mereka menuntut Mendikbudristek Nadiem Makarim menormalkan biaya kuliah untuk semua lapisan masyarakat.
Kedua, mereka meminta pemerintah mewujudkan kurikulum pendidikan masyarakat adat. Saat ini, kurikulum dirasa sangat sentralistik.
Pantauan Bisnis di lokasi sekitar pukul 15.30 WIB, massa aksi membakar ban di depan gerbang Gedung Kemenristekdikti. Asap bakaran pun sempat terlihat hingga ratusan meter.
Baca Juga
Massa yang berjumlah puluhan juga sempat memblokade setengah Jalan Sudirman, di depan Gedung Kemenristekdikti. Hasilnya sempat terjadi kemacetan sekitar pukul 15.50 WIB.
Pihak kepolisian yang juga berjumlah puluhan pun coba menertibkan massa aksi. Akhirnya, sempat terjadi dorong-dorongan langsung antara massa aksi dan kepolisian.
Tak sampai situ, beberapa massa aksi juga sempat coba membuka paksa gerbang Kemenristekdikti. Mereka dan kepolisian kembali terlibat dorong-dorongan.
Bedanya, kali ini massa coba membuka gerbang dari luar. Sementara aparat menahan dorongan massa dari dalam. Momen itu tak berlangsung lama.
Pada pukul 16.10 WIB, massa sudah kembali tenang. Mereka sekadar memberikan orasi. Mereka akhirnya sepakat untuk membubarkan diri pukul 16.30 WIB. Meski begitu, mereka menyatakan aksi demo ini akan dilakukan secara berkala.