Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi menggelar Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Jumat (13/5/2022).
Mengangkat tema “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”, sejumlah insan pendidikan di berbagai wilayah Indonesia memeriahkan kegiatan tersebut secara daring maupun luring terbatas.
Upacara Hardiknas mendapat respons positif dari pemuda-pemudi yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Jehosua Willhelmus Ebenhaezer Abolla siswa SMKN 2 Cibinong menuturkan, tak hanya sekedar sebuah perayanan tahunan yang melibatkan seluruh civitas pendidikan, Hardiknas dapat dimaknai sebagai momentum untuk mengucapkan rasa syukur atas kemajuan yang terjadi di dunia pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Dia juga tampak mengajak seluruh generasi muda memanfaatkan sarana prasarana yang ada agar dapat menimba ilmu dengan sebaik-baiknya.
Jehosua mengatakan, bahwa Merdeka Belajar sebagai wadah bagi siswa untuk mengakses pendidikan baik secara konvensional maupun dengan memanfaatkan teknologi.
Baca Juga
Sementara itu, Muhammad Fadhil siswa SMAN 70 Jakarta menilai peringatan Hardiknas sebagai sebuah momentum untuk berefleksi serta membenahi kebijakan pendidikan, tak terkecuali Merdeka Belajar.
“Merdeka Belajar membuat siswa-siswa menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran. Sistem pendidikan yang semakin baik akan sangat berguna bagi kemajuan bangsa,” ujar Fadhil pada perayaan Hardiknas di gedung Kemendikbudristek Jumat (13/5/2022).
Selain siswa SMA dan SMK, siswa SMPN 115 Jakarta sekaligus Ketua OSIS periode 2021/2022, Andi Salman Najafy juga membagikan pandangannya terkait perayaan Hardiknas.
Andi menyebut bahwa dirinya menjadikan program Merdeka Belajar sebagai upaya untuk membentuk peserta didik sebagai insan yang cerdas, berakhlak mulia, berkarakter, dan berprestasi.
Dalam pidatonya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, menyebut program Merdeka Belajar mampu mengurangi dampak negatif dari pandemi Covid-19, yakni hilangnya masa pembelajaran dan satuan pendidikan di Indonesia.
Program yang diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di Indonesia disebut sebagai upaya refleksi bagi seluruh civitas akademika.
Nadiem juga mengatakan capaian dari Merdeka Belajar tidak hanya dirasakan oleh murid, guru, dan orangtua, namun juga telah digaungkan ke sejumlah negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20.