Bisnis.com, JAKARTA - Dinas intelijen Denmark mengatakan Rusia merekrut warga sipil, menggunakan jurnalis dan pebisnis untuk memata-matai negara itu.
Pihaknya mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai alternatif bagi diplomat Rusia yang diusir tahun lalu, karena dicurigai melakukan spionase, seperti dilansir dari Reuters, pada Selasa (2/5/2023).
Dinas Keamanan dan Intelijen Denmark (PET) mengatakan dalam sebuah laporan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan kebutuhan Moskow untuk mengumpulkan intelijen di negara-negara NATO, pada Selasa (2/5/2023).
PET menyatakan bahwa mengontrol pintu masuk ke Laut Baltik, Denmark akan memainkan peran strategis penting dalam potensi konflik militer dengan Rusia sebagai titik transit bala bantuan NATO, membuat anggota NATO menjadi fokus khusus untuk Rusia.
Kedutaan Rusia di Kopenhagen tidak segera menanggapi permintaan komentar atas hal tersebut.
Saat Denmark sejalan dengan negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya, 15 diplomat Rusia diusir pada April tahun lalu. Hal itu melumpuhkan kemampuan Rusia untuk memata-matai Denmark.
Baca Juga
"Tetapi kebutuhan Rusia untuk mendapatkan informasi di Denmark telah meningkat dan oleh karena itu Rusia mencoba menggunakan cara lain untuk memata-matai Denmark," kata PET.
Lebih lanjut, hal tersebut bisa berupa penempatan petugas intelijen di Denmark di luar perwakilan diplomatik.
"Ini bisa berupa penempatan petugas intelijen di Denmark di luar perwakilan diplomatik, misalnya sebagai jurnalis atau pebisnis, menggunakan petugas intelijen yang berkunjung atau bahwa dinas intelijen Rusia lebih banyak merekrut sumber Denmark manapun di Rusia atau di negara ketiga," tambahnya.
Cara lain akan mencakup berbagai bentuk pengumpulan intelijen elektronik dan spionase dunia maya.