Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Oknum BRIN Intoleran Dicecar 38 Pernyataan, Nasib di Ujung Tanduk

BRIN telah mencecar oknum BRIN pengancam warga Muhammadiyah APH. Nasib APH akan ditentukan dalam sidang penentuan sanksi disiplin.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa lembaganya hanya sebatas melakukan riset mengenai sistem deteksi dini tsunami atau Indonesia Tsunami Eraly Warning System (InaTEWS)./Dok. BRIN
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa lembaganya hanya sebatas melakukan riset mengenai sistem deteksi dini tsunami atau Indonesia Tsunami Eraly Warning System (InaTEWS)./Dok. BRIN

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan sidang majelis etik terhadap AP Hasanuddin atau Andi Pangerang Hasanuddin (APH).

Dalam sidang majelis etik tersebut, Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia BRIN, Ratih Retno Wulandari menyebut bahwa APH terbukti melanggar kode etik ASN.

“Hasil sidang menyatakan bahwa APH melanggar kode etik ASN, dan selanjutnya akan dilakukan sidang penentuan hukuman disiplin," kata Ratih dikutip dari laman resmi BRIN, Kamis (27/4/2023).

Ratih mengatakan bahwa sebanyak 38 pertanyaan telah disampaikan kepada APH dan dijawab relatif lancar tanpa tekanan pada sidang etik tersebut.

Rangkaian proses klarifikasi data dan informasi, sampai dengan sidang Majelis Kode Etika dilakukan mulai pukul 09.00 sampai dengan 15.15 WIB.

 "Selama proses sidang, yang bersangkutan menyatakan berkali-kali menyesali perbuatannya, dan berjanji untuk lebih menahan diri dan mengembangkan toleransi dalam berkomentar di media sosial," ucap Ratih.

Seperti diberitakan, APH tengah menjadi sorotan masyarakat usai melontarkan kalimat ancaman kepada warga Muhammadiyah yang menetapkan awal Syawal 1444 H pada waktu yang berbeda dengan pemerintah.

Kegaduhan bermula ketika Andika meninggalkan komentar di dinding Facebook milik Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin pada Minggu (23/4/2023).

Dalam komentar tersebut, APH  menimpali komentar Thomas yang menyebut bahwa Muhammadiyah tidak taat dengan keputusan pemerintah lantaran menetapkan awal Syawal 1444 H pada waktu yang berbeda dengan pemerintah.

Thomas turut menyinggung soal permintaan warga Muhammadiyah yang berharap pemerintah dapat memberikan mereka fasilitas Salat Id pada tahun ini.

“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis APH dikutip Senin (24/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper