Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 850 warga negara Indonesia (WNI) akan dievakuasi dari Sudan yang sedang dihantui konflik antara 2 faksi militer dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang pecah sejak pekan lalu.
Hal tersebut dilaporkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani yang juga menginformasikan mayoritas WNI di Sudan berstatus mahasiswa.
"Evakuasi menjadi langkah tepat untuk situasi yang terus memburuk di Sudan. Kami berharap WNI kita yang akan mulai keluar dari Sudan bisa selamat sampai di Tanah Air," ungkap Christina dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (25/4/2023).
Berdasarkan komunikasi dengan Dirjen Protokoler Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, proses evakuasi dilakukan melalui jalan darat dari Khartoum menuju Pelabuhan Sudan dengan jarak sekitar 1.200 km.
Selanjutnya, menyeberang menggunakan kapal menuju Jeddah, lalu diterbangkan dari Jeddah ke Jakarta.
"Proses ini tentu tidak mudah. Kita doakan semuanya berjalan lancar, tidak ada hambatan berarti khususnya dalam perjalanan menuju pelabuhan Sudan," kata Christina.
Baca Juga
Sebagai informasi, konflik di Sudan dipicu perebutan kekuasaan 2 faksi militer utama, yang mengakibatkan gagalnya proses transisi pemerintahan sipil sejak digulingkannya pemimpin diktator Omar al-Bashir.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation/WHO) mengatakan 413 orang menjadi korban tewas selama pertempuran militer di Sudan. Menurut data pemerintah Sudan, sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka.