Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Tengah Malam Ini, Militer Sudan Setuju Gencatan Senjata 72 Jam!

Tentara Sudan menyetujui gencatan senjata  sleama 72 jam yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi yang akan dimulai pada tengah malam.
Pesawat militer Spanyol dan kendaraan militer terlihat berangkat di landasan ketika personel diplomatik Spanyol dan warga negara dievakuasi, di Khartoum, Sudan, 23 April 2023./Handout Kementerian Pertahanan Spanyol via REUTERS
Pesawat militer Spanyol dan kendaraan militer terlihat berangkat di landasan ketika personel diplomatik Spanyol dan warga negara dievakuasi, di Khartoum, Sudan, 23 April 2023./Handout Kementerian Pertahanan Spanyol via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Tentara Sudan menyetujui gencatan senjata  sleama 72 jam yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi yang akan dimulai pada tengah malam pada 25 April, kata tentara dalam pernyataan di halaman Facebooknya pada Selasa (25/4/2023).

Melansir Reuters, Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) juga mengatakan pada hari Senin (24/4/2023), bahwa mereka menyetujui gencatan senjata 72 jam yang dimediasi oleh AS untuk memfasilitasi upaya kemanusiaan.

Sebelumnya diberitakan, negara-negara asing mengevakuasi warga mereka dari Sudan yang dilanda kekacauan pada Senin (24/4/2023).

Pertempuran sengit berkecamuk di negara itu sudah berlangsung selama 10 hari antara pasukan yang setia kepada dua jenderal yang bersaing.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan ketika tentara dan pasukan paramiliter kembali bentrok di Khartoum, Ibu Kota Sudan, dan di seluruh negeri, orang-orang Sudan yang ketakutan telah mengalami kekurangan air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar, bahkan terjadi pemadaman listrik dan internet.

Hingga saat ini, setidaknya 427 orang tewas dan lebih dari 3.700 terluka. Warga sipil Sudan juga melarikan diri dari daerah yang terkena dampak pertempuran, termasuk ke Chad, Mesir, dan Sudan Selatan.

"Kamar mayat penuh, mayat berserakan di jalan. Dan rumah sakit yang kewalahan seringkali harus menghentikan operasinya karena alasan keamanan,” kata Kepala Serikat Dokter Attiya Abdallah sebagaimana dikutip, Senin (24/4/2023). Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia telah meluncurkan misi darurat untuk menyelamatkan staf kedutaan mereka dan warga negara yang berbasis di Sudan melalui jalan darat, udara, dan laut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper