Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 2016 menjadi tahun paling panas untuk Indonesia sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020.
Menurut data BMKG, 2016 menjadi tahun paling panas dengan nilai anomali sebesar 0,8 derajat Celcius.
“BMKG mencatat bahwa 2016 merupakan tahun terpanas untuk Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0,8 derajat Celcius sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020,” tulis BMKG melalui akun Twitter resmi @infoBMKG, dikutip Senin (24/4/2023).
Lebih lanjut, disampaikan BMKG, 2020 menjadi tahun terpanas kedua untuk Indonesia dengan nilai anomali 0,7 derajat Celcius, diikuti 2019 yang berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0,7 derajat Celcius.
Perubahan iklim yang terjadi selama beberapa tahun terakhir di Indonesia terus berlanjut. Meningkatnya konsentrasi CO2 dari 372ppm menjadi 413 ppm, cuaca ekstrem dan keberadaan pulau-pulau kecil yang terancam menjadi bukti dari perubahan iklim.
“Jika konsentrasi CO2 mencapai 450 ppm, dikhawatirkan intensitas cuaca ekstrem akan semakin melonjak,” jelas BMKG.
Baca Juga
BMKG menjelaskan, jika konsentrasi CO2 terus meningkat, dikhawatirkan pada akhir abad 21 kenaikan suhu akan mencapai 3,5-4 derajat Celcius.
Adapun, bukti nyata dari perubahan iklim dapat dilihat dari mencairnya es di Puncak Jaya Wijaya, yang dulu dikenal sebagai salju abadi di Indonesia. Saat ini, salju yang tersisa di puncak Jaya Wijaya hanya 1 persen.
Selain itu, periode ulang anomali La Nina dan El Nino dilaporkan semakin meningkat. El Nino dan La Nina yang awalnya terjadi 5-7 tahun sekali, kini terjadi setiap 2-3 tahun sekali.