Bisnis.com, SOLO - Memasuki hari kedua lebaran Idulfitri, cuaca di Indonesia cenderung lebih panas dari biasanya. BMKG pun memaparkan penyebabnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab suhu panas yang melanda wilayah Indonesia beberapa hari terakhir.
Hal itu disampaikan BMKG dalam akun Instagram resmi instansi @infobmkg pada Sabtu (22/4/2023).
Dalam penjelasannya, BMKG menyebut gelombang panas melanda wilayah Asia. Bahkan, dalam sepekan terakhir Bangladesh mengalami rekor terpanas yakni mencapai 51 derajat celcius.
Indonesia, lanjut BMKG, tidak terkena dampak gelombang panas. Meski demikian, cuaca di wilayah Tanah Air mengalami peningkatan suhu.
BMKG mencatat wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, menjadi daerah di Indonesia dengan suhu maksimum harian tertinggi pada 17 April 2023, yakni sebesar37,2 derajat celcius.
Baca Juga
Pada dasarian II April 2023, 11-20 April, suhu panas di atas 36 derajat celcius melanda beberapa unit kerja BMKG di wilayah Pangsuma (36,6 derajat celsius), Nangapinoh (36,5), BMKG Wilayah I (36,5), Tabelian (36,3), Tarempa (36,2), Deli Serdang (36,2), BMKG Wilayah II (36,2), dan Stasiun Klimatologi Banten (36).
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan menjelaskan, setidaknya ada lima penyebab suhu panas di Indonesia.
Penyebab suhu panas di Indonesia
- Dinamika atmosfer yang tidak biasa
- Suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu Matahari, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah
- Tren pemanasan global dan perubahan iklim, gelombang panas "heatwave" semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering
- Dominasi monsun Australia, Indonesia memasuki musim kemarau
- Intensitas maksimum radiasi Matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.