Bisnis.com, JAKARTA – Survei yang dilakukan pada akhir pekan lalu menunjukkan dukungan pada pemerintahan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengalami lonjakan.
Namun, para pemilih tetap meragukan rencana kebijakannya, termasuk kebijakan pengasuhan anak yang bertujuan meningkatkan angka kelahiran yang menurun.
Dilansir dari Reuters pada Senin (17/4/2023), survei yang dilakukan oleh televisi ANN pada Sabtu dan Minggu lalu menunjukkan terdapat 45,3 persen responden yang mendukung pemerintahan Kishida. Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 10,2 persen dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, 80 persen responden menganggap bahwa rencana pengasuhan anak yang dikeluarkan pemerintah tidak dapat mengatasi masalah rendahnya kelahiran, sedangkan 60 persen dari responden tidak setuju dengan rencana yang dikeluarkan dan menganggapnya akan menambah beban pajak.
Salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas mengatakan kepada Reuters pada Kamis (13/4/2023) bahwa Jepang perlu perlu mengeluarkan dana sebesar 5 triliun yen atau setara dengan Rp552 triliun jika ingin menjalankan kebijakan tersebut.
Meskipun Perdana Menteri Kishida berusaha dengan penurunan dukungan di akhir tahun 2022, tetapi jajak pendapat yang lebih baru menunjukkan sedikit peningkatan dalam peringkatnya.
Baca Juga
Sebuah survei yang dilakukan oleh harian Mainichi pun menunjukkan dukungan yang diperoleh untuk Kishida mengalami kenaikan sebanyak 3 persen yang awalnya 33 persen menjadi 36 persen.
Pada Sabtu (15/4/2023), Kishida berhasil dievakuasi tanpa cedera setelah seorang tersangka melemparkan sebuah pipa, yang tampak seperti bom asap, saat pidato di Pelabuhan Saikazaki di Prefektur Wakayama, Sabtu pagi waktu setempat.
Ledakan dari bom asap tersebut keras terdengar. Untungnya, Fumio Kishida berhasil berlindung dan tidak terluka. Polisi segera menahan seorang pria di tempat kejadian dan tidak ada korban luka dari kejadian tersebut.
"Polisi sedang menyelidiki detail suara ledakan keras di tempat pidato sebelumnya. Saya minta maaf karena membuat banyak orang khawatir. Kami berada di tengah pemilihan penting bagi negara. Kami harus melakukan ini bersama-sama," kata Kishida saat melanjutkan pidato kampanye dalam video yang disiarkan oleh NHK.