Bisnis.com, SOLO - Hubungan antara Rusia dan Elon Musk dikabarkan semakin membaik. Hal tersebut terlihat saat orang terkaya di dunia itu perlahan mengembalikan akun Twitter sejumlah lembaga negara Rusia.
Dilansir dari Euro News, Moscow bahkan berencana untuk mencabut larangannya soal Twitter setelah jaringan media sosial tersebut memulihkan kembali akses ke akun lembaga negara mereka.
Seperti diketahui, Rusia dan Twitter sempat punya sedikit masalah. Beberapa akun Twitter lembaga Rusia dibekukan oleh pemilik Twitter sebelumnya.
Akan tetapi sejak Twitter diambil alih oleh Elon Musk, orang terkaya di dunia tersebut mulai perlahan mengembalikan akun Twitter sejumlah lembaga negara di Rusia tersebut.
Bahkan sejak Jumat kemarin, masyarakat sudah dapat menemukan beberapa akun Kremlin dan Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Rusia yang sempat dibekukan sebelumnya.
Meski tidak secara tersurat, namun beberapa komentar dan tindakan Elon Musk tampaknya condong ke arah Rusia.
Baca Juga
Contohnya ketika Dmitry Medvedev, Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, men-tweet bahwa Ukraina adalah "rezim Nazi", Musk membela hak mantan presiden itu untuk men-tweet.
Beberapa orang pro-AS dan Ukraina juga sempat meminta Twitter membekukan akun Medvedev. Akan tetapi dengan tegas, hal tersebut dibela oleh Elon Musk.
"Semua berita sampai taraf tertentu adalah propaganda. Biarkan orang memutuskan sendiri," kata Musk.
Mengacu pada kembalinya beberapa akun Twitter lembga Rusia, seorang anggota parlemen senior Rusia di Komite Kebijakan Informasi Duma telah meminta pengawas media negara itu untuk mempertimbangkan mengakhiri pembatasannya di Twitter.
"Mengenai pencabutan pembatasan pada lembaga pemerintah. Banyak dari mereka yang tidak terburu-buru untuk mengaktifkan kembali akun mereka, terutama karena Twitter secara resmi diblokir di Rusia. Tapi saya pikir sudah saatnya untuk mempertimbangkan kembali tindakan ini, mengingat kebijakan baru dari negara baru. kepemimpinan," tulis Anton Gorelkin di saluran Telegramnya, Senin.
Menurut MP, medsos yang bersikap netral harus tetap diizinkan untuk digunakan di wilayah Rusia.
"Dan untuk lembaga negara kami, Twitter dapat kembali menjadi platform yang nyaman untuk menjelaskan posisi Rusia kepada khalayak Barat," tambah Gorelkin.