Bisnis.com, JAKARTA - International Labour Office (ILO) atau Organisasi Perburuhan Internasional mengimbau perusahaan media massa untuk menyamaratakan upah jurnalis pria maupun perempuan sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial di kantor media masing-masing.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, dari 97 jurnalis yang disurvei pada Februari 2023, ada 5 jurnalis yang menganggap masih ada perbedaan upah berdasarkan gender, jabatan dan beban kerja.
Sementara itu, sebanyak 38 jurnalis yang disurvei menyebut tidak ada perbedaan sama sekali dan sebanyak 58 lainnya mengaku tidak mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tersebut.
Program Officer pada ILO, Lusiani Julia berpandangan bahwa selama ini masih belum diketahui secara rinci perbedaan upah yang diterima jurnalis pria maupun wanita saat ini. Pasalnya, menurut Lusiani,telah seorang jurnalis yang menerima gaji, jarang ada yang meminta transparansi dari kantornya untuk membuka komponen gaji apa saja baik pria maupun wanita.
Lusiani menyarankan AJI Jakarta untuk lebih fokus pada survei mengenai perbedaan upah antara jurnalis pria dan wanita tersebut dan digali lebih dalam sehingga tidak ada lagi ketimpangan upah antara jurnalis pria dan wanita.
“Kita akan mendorong terus agar terjadi kesetaraan upah untuk pria dan wanita dan mereka menerima upah yang layak,” tuturnya, Selasa (11/4).
Baca Juga
Selain itu, Lusiani juga menyarankan AJI Jakarta untuk menguliti kebutuhan keluarga jurnalis. Dia meyakini bahwa kebutuhan keluarga jurnalis tersebut juga cukup besar dan harus dipenuhi.
“Jangan sampai upah yang diterima jurnalis itu tidak berbanding lurus dengan jam kerjanya tadi, jangan sampai seperti buruh pabrik,” katanya.
Dia juga berharap AJI Jakarta menemui para pemilik perusahaan media massa dan melobi agar memberikan gaji yang sesuai dengan kebutuhan jurnalis baik wanita atau pria.
“Kami berharap AJI Jakarta bisa bernegosiasi terkait dengan upah jurnalis saat ini,” ujarnya.