Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Peta Koalisi Pilpres 2024 Versi Survei LSI

Survei LSI yang dipublikasikan Minggu kemarin mengungkap peta koalisi atau dukungan terhadap capres potensial pada Pilpres 2024.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kedua kanan) melambaikan tangan seusai membuka Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra - PKB di Jakarta, Senin (23/1/2023). Pembukaan Sekber tersebut untuk mempererat koalisi kedua partai dalam upaya pemenangan Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kedua kanan) melambaikan tangan seusai membuka Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra - PKB di Jakarta, Senin (23/1/2023). Pembukaan Sekber tersebut untuk mempererat koalisi kedua partai dalam upaya pemenangan Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym.

Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia atau LSI telah merilis hasil polling terkait elektabilitas calon presiden alias capres. Salah satu temuan menarik adalah elektabilitas Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan (PDIP) anjlok usai menjadi sorotan akibat pembatalan Piala Dunia U-20 oleh FIFA.

Padahal jika mengacu ke beberapa lembaga survei, elektabilitas Ganjar sangat erat dengan kinerja keterpilihan PDIP. Artinya, jika elektabilitas PDIP jeblok maka hal yang serupa juga akan berpengaruh terhadap elektabilitas Gubernur Jawa Tengah alias Jateng tersebut.

Data yang dipublikasikan oleh LSI mengungkap bahwa Ganjar hanya memperoleh dukungan dari dua partai. Basis pemilih PDIP memang cenderung memilih Ganjar dengan angka 50 persen. Sedangkan partai lain yang mayoritas respondennya memilih Ganjar adalah PPP dengan angka 42,9 persen.

Menariknya dari data LSI, ada sebanyak 31,2 persen responden PDIP yang memilih Prabowo Subianto. Jumlah ini cukup besar karena PDIP adalah partai pemenang dalam Pemilu 2019.

Berbeda dengan Ganjar, setidaknya jika survei LSI menjadi acuan pembentukan koalisi, Prabowo memperoleh dukungan dari mayoritas responden PKB sebanyak 41,4 persen, Gerindra 46,4 persen dan Golkar 41,3 persen. 

Meski demikian, dukungan terhadap Prabowo juga belum solid. Ada sebanyak 35,7 persen responden Gerindra yang justru mendukung Anies Baswedan. Sebaliknya sebanyak 32,9 persen responden PKB mendukung Ganjar Pranowo. 

Sementara itu, dukungan terhadap Anies Baswedan mayoritas berasal dari partai yang menjadi member Kaolisi Perubahan dan Persatuan (KPP) plus PAN. Responden NasDem yang mendukung Anies mencapai 54,8 persen, PKS 64,5 persen dan PAN yang menjadi anggota koalisi pemerintah, 51,9 persen.

Di antara anggota KPP, dukungan Partai Demokrat justru belum solid. Kendari mayoritas yakni 37,5 persen responden mendukung Anies, jumlah responden yang memilih Prabowo dan Ganjar juga cukup besar. Kader Demokrat yang memilih Prabowo versi LSI bahkan mencapai 36 persen. Sedangkan Ganjar 23,8 persen.

Artinya dari simulasi berdasarkan basis pemilih parpol Pemilu 2019, ada kencenderungan bahwa mayoritas kader PDIP dan PPP mendukung Ganjar Pranowo. Gerindra, Golkar dan PKB mendukung Prabowo. Sedangkan Anies akan didukung oleh NasDem, Demokrat, PKS sebagai KPP plus PAN.

Prabowo-Anies Tempel Ketat

Di sisi lain, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga menunjukkan elektabilitas antara tiga calon presiden (Capres) potensial di Pemilu 2024 yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan sama kuat.

Survei LSI ini menanyakan kepada responden, jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan dipilih. LSI melampirkan 19 nama calon presiden potensial.

Hasilnya, Ganjar jadi pilihan utama dengan memperoleh 19,8 persen suara. Kemudian, disusul Prabowo dengan 19,3 persen suara. Lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan 18,4 persen suara.

Artinya, ketiganya hanya terpaut tak lebih dari dua persen, sedangkan 16 nama lainnya terpaut jauh dengan memperoleh kurang dari 6 persen suara.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menarik kesimpulan Ganjar, Prabowo, dan Anies sama-sama kuat. Dia mengatakan, pada dasar temuan survei LSI itu menunjukkan bahwa tidak ada yang jauh lebih unggul antara tiga calon presiden potensial itu.

"Pilihan presiden kalau simulasi 19 nama terjadi dead hit, sama kuat boleh bilang, antara tiga nama teratas," ungkap Djayadi saat memaparkan hasil survei secara daring, Minggu (9/3/2023).

Dia menjelaskan, elektabilitas ketiganya beda tipis karena tak lepas dari penurunan suara Ganjar yang cukup signifikan, sedangkan Prabowo dan Anies mengalami penguatan.

Hasil survei LSI pada Februari 2023, Ganjar memperoleh 27,1 persen sedangkan survei April ini hanya memperoleh 19,8 persen. Artinya, ada penurunan 7,3 persen suara.

Pada momentum yang sama, Prabowo mengalami kenaikan 1,4 persen suara, sedangkan Anies memperoleh kenaikan 1,2 persen suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper