Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hampir Diserang China, Taiwan Cuma Makan Janji Manis AS

AS mengakui memiliki cukup sumber daya dan kemampuan untuk memastikan perdamaian di Selat Taiwan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan pidato tentang kemitraan Australia - Inggris - AS (AUKUS), setelah pertemuan trilateral, di Naval Base Point Loma di San Diego, California AS 13 Maret 2023. REUTERS/Leah Millis
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan pidato tentang kemitraan Australia - Inggris - AS (AUKUS), setelah pertemuan trilateral, di Naval Base Point Loma di San Diego, California AS 13 Maret 2023. REUTERS/Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengakui memiliki sumber daya dan kemampuan yang cukup untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan tentang kabar tersebut pada Sabtu (8/4/2023). 

Diplomat AS itu juga mengomentari latihan China yang saat ini sedang berlangsung di wilayah tersebut. 

"Saluran komunikasi kami dengan RRT tetap terbuka dan kami secara konsisten mendesak pengekangan dan tidak mengubah status quo," katanya, seperti dilansir dari TASS, Minggu (9/4/2023). 

Dia menekankan bahwa AS selama ini telah memantau seluruh tindakan yang dilakukan Beijing dengan cermat. 

"Kami merasa nyaman dan percaya diri bahwa kami memiliki sumber daya dan kemampuan yang cukup di kawasan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas dan untuk memenuhi komitmen keamanan nasional kami," lanjutnya. 

Sebelumnya, Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengumumkan bahwa PLA akan mengadakan latihan militer selama 3 hari di Selat Taiwan, serta di perairan utara, selatan dan timur pulau.

Latihan tersebut dinamakan "United Sharp Sword" bertepatan dengan patroli di sekitar Taiwan yang dimulai dari 8 April 2023.

Adapun latihan itu dilakukan sehari setelah pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen transit melalui AS, di mana dia bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy. 

Usai pertemuan, pihak AS menyatakan perlunya terus menjual senjata ke Taiwan. Kementerian Luar Negeri China memprotes langkah tersebut, dan memperingatkan bahwa Beijing akan mengambil tindakan yang tegas sebagai tanggapan.

Taiwan, yang telah diperintah oleh administrasi lokalnya sejak 1949, selama ini dianggap Beijing sebagai provinsi Republik Rakyat China. 

Sementara itu, Washington telah menjadi pemasok utama senjata dan perangkat keras militer untuk Taipei.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper