Bisnis.com, SOLO - Pada hari ke-13 Ramadan 1444 H, umat muslim di Ukraina mulai mengeluh sulitnya menjalani Ramadan di tengah perang.
Seperti diketahui, tahun ini menjadi tahun kedua Ramadan umat Muslim di Rusia dan Ukraina berlangsung di tengah konflik yang terjadi antara dua negara pecahan Uni Soviet itu.
Dilansir dari France24, sejumlah umat Muslim di Ukraina mulai mengeluh tentang betapa sulitnya menjalani ibadah puasa Ramadan di tengah perang yang masih berkecamuk.
“Sulit bagi umat Islam yang harus tinggal di parit. Mereka dingin dan banyak air di parit karena sering hujan. Sulit menjadi seorang Muslim di sini,” kata salah satu umat muslim di Ukraina.
Seorang muslim lainnya bernama Ismagilov bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengan mereka pada akhir Ramadan dan memasuki tanggal Idul Fitri 1444 H.
Apalagi menurutnya, belakangan tembakan demi tembakan semakin sering terdengar di sekitar masjid tempat mereka beribadah.
Baca Juga
“Anda beruntung jika bisa mengunjungi masjid sekarang dan Anda tidak pernah tahu berapa banyak orang yang akan datang, atau apakah mereka akan datang,” katanya.
"Jika terjadi penembakan hebat, kami mungkin akan berkumpul di ruang bawah tanah untuk berdoa di sana," ia menambahkan.
Ismagilov bahkan mengatakan jika sangat tidak patut umat muslim mendukung perang. Sebab dalam ajaran, perang menjadi hal yang perlu dihindari.
"Saya pikir itu menjijikkan ketika Muslim Rusia mendukung perang", katanya.
Pendapat Ismagilov ini bukan tanpa alasan sebab perang hanya akan membawa kesusahan dan kesedihan bagi orang-orang yang tidak bersalah.