Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina: Bom Bunuh Blogger Militer Terkenal Rusia di Kafe

Blogger militer terkenal Rusia Vladlen Tatarsky tewas akibat ledakan bom di sebuah kafe St Petersburg pada Mingg (2/4/2024).
Seorang blogger militer terkenal Rusia, Vladlen Tatarsky, terlihat dalam gambar di media sosial tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 2 April 2023. Telegram @Vladlentatarskybooks/via REUTERS
Seorang blogger militer terkenal Rusia, Vladlen Tatarsky, terlihat dalam gambar di media sosial tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 2 April 2023. Telegram @Vladlentatarskybooks/via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Blogger militer terkenal Rusia Vladlen Tatarsky tewas akibat ledakan bom di sebuah kafe St Petersburg pada Mingg (2/4/2024).

Melansir Reuters, Senin (3/4/2023), ini merupakan pembunuhan kedua di tanah Rusia terhadap sosok yang terkait erat dengan perang di Ukraina.

Komite Investigasi Rusia mengatakan telah membuka penyelidikan pembunuhan. Kantor berita Rusia, RIA mengatakan 25 orang terluka dan 19 di antaranya dirawat di rumah sakit.

Seorang pejabat terkemuka Rusia menuding Ukraina, tanpa memberikan bukti. Seorang penasihat Presiden Ukraina mengatakan "terorisme domestik" sedang pecah di Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia tidak menuduh Barat terlibat dalam serangan itu, tetapi mengatakan sikap diam di Ibu Kota Barat mengungkap kemunafikan atas ekspresi keprihatinan terhadap wartawan.

Tatarsky, yang nama aslinya adalah Maxim Fomin, memiliki lebih dari 560.000 pengikut di Telegram dan merupakan salah satu blogger militer paling terkemuka yang memperjuangkan upaya perang Rusia di Ukraina sambil sering mengkritik petinggi tentara.

"Kami akan mengalahkan semua orang, kami akan membunuh semua orang, kami akan merampok semua orang yang kami butuhkan. Semuanya akan seperti yang kami suka," katanya dalam sebuah video September lalu dalam sebuah upacara Kremlin, saat Presiden Vladimir Putin mengklaim empat wilayah pendudukan Ukraina sebagai wilayah Rusia - langkah yang ditolak sebagai tindakan ilegal oleh sebagian besar negara.

Kantor berita TASS mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bom itu disembunyikan di sebuah patung mini yang diserahkan kepada Tatarsky saat dia berbicara kepada sekelompok orang di kafe tersebut.

Mash, sebuah saluran Telegram dengan tautan ke penegak hukum Rusia, mengunggah video yang tampaknya menunjukkan Tatarsky, dengan mikrofon di tangan, disodori patung seorang prajurit berhelm. Ledakan itu terjadi beberapa menit kemudian.

Denis Pushilin, pemimpin yang dipasang Moskow dari bagian Provinsi Donetsk Ukraina yang diduduki oleh Rusia, menyatakan secara terbuka bahwa Ukraina yang harus disalahkan.

"Dia dibunuh dengan keji. Teroris tidak bisa melakukan sebaliknya. Rezim Kyiv adalah rezim teroris. Itu harus dihancurkan, tidak ada cara lain untuk menghentikannya," katanya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pun menyentil Washington, London dan Paris yang tidak menunjukkan reaksi, padahal mereka berbicara peduli terhadap kesejahteraan jurnalis dan kebebasan berekspresi.

"Reaksi di Kyiv sangat mencolok, mereka yang menerima hibah Barat sama sekali tidak menyembunyikan kegembiraan mereka atas apa yang telah terjadi," tulisnya di situs kementerian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper