Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tuding AS di Balik Perpecahan Gereja Ortodoks di Ukraina

Rusia menuding AS di belakang tekanan yang dilakukan otoritas Ukraina terhadap sayap Gereja Ortodoks yang berpihak pada Rusia.
Umat Gereja Ortodoks Ukraina, yang dituduh terkait dengan Moskow, berdoa ketika mereka memblokir pintu masuk ke sebuah gereja di kompleks biara Kyiv Pechersk Lavra, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 30 Maret 2023. REUTERS/ Valentyn Ogirenko/File Foto
Umat Gereja Ortodoks Ukraina, yang dituduh terkait dengan Moskow, berdoa ketika mereka memblokir pintu masuk ke sebuah gereja di kompleks biara Kyiv Pechersk Lavra, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 30 Maret 2023. REUTERS/ Valentyn Ogirenko/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) berada di belakang tekanan yang dilakukan otoritas Ukraina terhadap sayap Gereja Ortodoks yang berpihak pada Rusia di Kyiv.

Melansir Reuters, Senin (3/4/2023), Gereja Ortodoks Ukraina (UOC), yang menurut Kyiv memiliki hubungan dengan Rusia, menentang perintah penggusuran pekan lalu dari biara Kyiv-Pechersk Lavra di Ibu Kota.

Pada Sabtu (1/4/2023), seorang ulama Ukraina dari gereja tersebut dijatuhi hukuman tahanan rumah.

"Bukan rahasia lagi bahwa rezim (Presiden Volodymyr) Zelensky tidak independen dalam kebijakan anti-klerikalnya. Perpecahan Ortodoks, mengenai bidang kehidupan ini, adalah tujuan yang telah lama dicanangkan di Washington," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan bukti.

"Penangkapan Kyiv-Pechersk Lavra oleh otoritas Kyiv saat ini adalah tindakan tidak sah dari sudut pandang hukum dan tidak bermoral dari sudut pandang spiritual."

Para pejabat Ukraina menindak Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) yang pro-Rusia. Para pengurus gereja pun diperintakan meninggalkan kompleks biara Kyiv-Pechersk Lavra yang berusia 980 tahun, tempat kantor pusatnya berada.

Melansir Reuters, Sabtu (11/3/2023), Kyiv menindak UOC - yang menerima otoritas patriark Moskow setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh tahun lalu - dengan alasan pro-Rusia dan bekerja sama dengan Moskow.

Patriark Moskow, Kirill, sangat mendukung invasi tersebut. Namun, UOC mengatakan telah memutuskan hubungannya dengan Rusia dan patriarkat Moskow, dan menjadi korban perburuan "penyihir politik".

Sementara, Kementerian kebudayaan Ukraina mengatakan UOC telah diperintahkan untuk meninggalkan kompleks biara Kyiv-Pechersk Lavra yang berusia 980 tahun, tempat kantor pusatnya berada.

Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa penyelidikan telah mengungkap UOC "melanggar ketentuan perjanjian mengenai penggunaan properti negara", tetapi Ukraina tidak memerinci pelanggaran itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper